Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Amin

www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

Tidak Mudah, tetapi Maaf-memaafkan Mendatangkan Ampunan-Nya

Diperbarui: 12 Mei 2021   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi maaf-memaafkan. (klikmu.co/diunduh)

BERBUAT kesalahan dan dosa memang tidak bisa kita hindari. Sebagai makhluk, manusia menjadi tempat salah, terlebih dalam hubungannya dengan sesama.


Kita yang mungkin tidak merasa pernah bersalah, atau kelupaan untuk meminta maaf atas salah ucap, sikap dan perbuatan yang pernah dilakukan, maka bulan Syawal ini adalah momen yang tepat. Meski, meminta maaf dan memaafkan baik dianjurkan dilakukan setiap saat.


Ya, meminta maaf dan memaafkan memang tidak semua orang bisa dengan mudah melakukannya. Terlebih, untuk kesalahan yang tidak disadari atau terjadi tanpa disengaja.


Sekiranya, masih banyak dijumpai di sekeliling kita, atau bahkan mungkin diri kita sendiri, mengalami sulitnya memaafkan ini. Terlebih, jika kesalahan itu menyangkut harga diri, maka sifat ego akan mengalahkan sifat pemaaf dan mah memaafkan.


Akan tetapi, tahukah kita bahwa ada banyak kemanfaatan dan keutamaan di balik sifat pemaaf. Sebaliknya, menyimpan kesalahan orang lain yang terlalu lama, tidak ada yang didapat selain berbagai keburukan yang bisa terjadi dan akan menimpa kita.


Terlalu mengungkit kesalahan orang lain, atau kekeuh tidak mau memaafkan, akan memunculkan sakit hati dan benci berkepanjangan. Bahkan, ini akan melahirkan sikap pendendam dan nafsu untuk membalas kesalahan yang sudah menimpa kita.


Derajat Sabar dan Ampunan Ikhlas

Menerima dengan lapang dada terhadap kesalahan apa yang menimpa kita, menjadikan kita sebagai orang yang sabar. Sabar berarti juga cukup menerima dengan ikhlas apapun yang tidak berkenan pada diri kita.


Dengan lebih banyak bersabar, maka kita akan mampu menahan diri untuk setidaknya marah atau membenci sumber kesalahan itu. Dan akhirnya, tidak akan muncul sedikit pun rasa dendam atau keinginan membalasnya.


Secara psikologis, rasa dendam berkepanjangan akan bisa memunculkan sikap permusuhan. Jika dendam ini tidak terbalaskan, maka justru bisa membuat hati dan pikiran selalu tidak nyaman, dan akhirnya menggerogoti psikis dan kesehatan tubuh kita sendiri.


Manakala dendam dan permusuhan ini yang terus ada, akan sulit bagi terwujudnya saling bersilaturahmi. Akan sangat merugi tentunya, karena silaturahmi bisa mendatangkan keberkahan, bahkan memperpanjang usia kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline