Lihat ke Halaman Asli

Media Baca

Sosial Humaniora

Eksistensi Topeng Malangan dan Makna yang Terkandung

Diperbarui: 6 November 2021   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peneliti dan Pemilik Sanggar

Melestarikan pembuatan Topeng Malangan yang merupakan suatu tradisi leluhur bukan suatu hal yang mudah di era modernisasi. Modernisasi akan membuat masyarakat malas untuk mengerjakan sesuatu yang rumit karena sudah terbiasa melakukan segala hal dengan mudah. Segala sesuatu yang dapat dikerjakan secara mudah akan menjadikan generasi masyarakat yang serba instan. Menginginkan segala sesuatu serba cepat dan praktis, tanpa perlu bersusah payah, menjadi ciri kuat generasi sekarang. Jika tradisi tidak dipertahankan maka lama-lama akan menghilang.

Tradisi atau benda yang sudah ada dan turun temurun perlu dipertahankan keasliannya. Mempertahankan suatu benda maupun dalam pembuatannya sangat diperlukan keaslian dalam proses pengerjaannya. Proses pengerjaan atau pembuatan suatu benda yang memiliki nilai budaya dari leluhur tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena akan menghilangkan nilai dan budaya yang sudah ada. Salah satunya adalah tradisi dalam pembuatan Topeng Malangan.

img-20211106-wa0007-618647bdffe7b55a9542f207.jpg

Pembuatan Topeng Malangan di Padepokan Seni Topeng Malangan, Dusun Kedungmonggo,Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

Pada tahapan pembuatan Topeng Malangan yang digunakan untuk menari tidak sama dengan pembuatan topeng yang digunakan sebagai souvenir. Jika yang digunakan sebagai sovenir bisa dikerjakan kapan saja dan hanya membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga hari. Berbeda dengan tahapan pembuatan proses topeng tradisi atau topeng yang digunakan untuk menari yaitu terdapat proses tahapan tersendiri yang memiliki makna dalam setiap pembuatannya. Terdapat makna dalam setiap tahapan-tahapan tradisi dalam pembuatan Topeng Malangan yang perlu dijaga dan dilestarikan seperti proses menentukan bahan pilihan, waktu pengerjaan, perhitungan hari, dan setelah selesai semua topeng akan dibawa kepunden untuk dicontohkan.

1.Penentuan Bahan Pilihan
Dalam menentukan bahan pilihan tidak boleh sembarangan dan harus dipilih dari bahan yang baik. Bahan kayu yang dipilih untuk pembuatan Topeng Malangan adalah bahan kayu yang usiannya sangat tua dengan minimal usia kira-kira 50 tahun. Hal ini dipercayai bahwa kayu-kayu tersebut biasanya mempunyai spirit yang baru. Dengan demikian makna dari proses penentuan bahan pilihan adalah kepercayaan masyarakat bahwa spirit akan membantu penguatan aura topeng yang akan dibuat.

2.Penentuan Waktu Pengerjaan
Dalam penentuan waktu pengerjaan pembuatan Topeng Malangan diadakan setelah memilih hari yang baik. Hari yang baik menurut pengerajin Topeng Malangan ada tiga yakni, hari yang baik menurut umum, hari yang baik menurut pengerajin Topeng Malangan, dan hari yang baik menurut desa. Hari yang baik menurut umum biasanya adalah hari-hari yang dianggap sakral seperti jumat legi atau malam jumat legi. Hari baik menurut desa di Kedungmonggo adalah malam senin legi. Sedangkan hari baik menurut pengerajin Topeng Malangan ada macam-macam, salah satunya diambil dari hari kelahiran atau hari-hari yang baik menurut mereka. Dengan demikian makna dari proses penentuan waktu pengerjaan bertujuan supaya topeng yang telah dibuat akan membuahkan hasil yang baik. Jika pembuatan topeng diawali dengan yang hal baik, maka hasil dari topeng yang dibuat juga menjadi baik.

3.Penentuan Perhitungan Hari
Terdapat tahapan-tahapan proses yang cukup lama dalam waktu pembuatan Topeng Malangan, oleh karena itu para pengerajin topeng juga mengikuti perhitungan hari dalam tahapnya. Sebagai salah satu contoh ketika merencanakan membuat suatu keinginan atau disebut dengan mbakali. Proses mbakali tersebut dimulai dari pemtotongan kayu hingga kayu berbentuk bulat, kemudian pembentukan kayu bulat menjadi kayu berbentuk segitiga, dilanjutkan pembentukan hidung, dan pembentukan karakter topeng. Setelah proses mbakali selesai para pengerajin Topeng Malangan mulai menghitung hari. Jika setelah pengerjaan jatuh pada hari kamis pahing yang berjumlah tujuh belas, maka sama dengan delapan. Dengan demikian saat itu pengerajin Topeng Malangan hanya diperbolehkan untuk membuat tempat rambut atau membuat ukiran sebanyak tujuh belas biji. Maka makna yang terkandung dalam proses penentuan perhitungan hari bertujuan agar kita sebagai manusia harus mampu mengendalikan, supaya kita paham dengan tatanan atau aturan yang yang sudah ditentukan oleh leluhur kita.

4.Topeng Dicontohkan
Setelah semua pengerjaan selesai hingga proses pengecatan, topeng yang sudah selesai akan dicontohkan. Topeng yang sudah selesai dibawa ke punden, punden adalah tempat yang dianggap suci oleh masyarakat karena merupakan tempat untuk berdoa. Makna dari Topeng Malangan yang akan dicontohkan seperti pada kehidupan sehari-hari jika diibaratkan sebagai seorang pengantin. Sebelum penganting melakukan akad nikah biasanya pengantin akan dicontohkan terlebih dahulu agar mayarakat mengetahui bahwa mereka yang akan menjadi pengantin. Dengan demikian mayarakat mengetahui pengantin laki-laki dan pengantin wanita. Demikian juga pada topeng yang dicontohkan memiliki tujuan dan makna yang sama. Kita akan memohon kepada Tuhan, kemudian memberi tahu kepada leluhur bahwa topeng yang sudah jadi dan baru akan kita gunakan untuk menari. Setelah selesai dicontohkan topeng dapat digunakan untuk menari.

oleh: Wahyu Nurvita Afnani




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline