Lihat ke Halaman Asli

Berita Madrasah

Penikmat Komunikasi dan pemberi manfaat bagi sebanyak banyak manusia

Media Sosial, Pendidikan Karakter dan Problematika Siswa ituTanggung Jawab Siapa?

Diperbarui: 15 Februari 2019   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@ipsikologi

Permasalahan pendidikan saat ini butuh untuk didekati dengan cara yang lebih ekstra. Hal ini dikarenakan apa yang terjadi saat ini sangat berdeda dengan keadaan 10 tahun yang lalu. 

Tekhnologi yang berkembang sangat pesat, sehingganya ia masuk diruang pribadi yang sangat dalam di peserta didik. Disatu sisi ketika pemanfaatannya positif ia mampu meningkatkan kualitas pendidikan, namun disisi lain konten negative yang menyertai bisa menghadirkan hasil negatif di hasil akhir maupun proses pendidikan itu sendiri.

Fenomena video viral di bulan februari 2019 ini, dimana ada seorang murid yang terang-terangan mengancam seorang guru pada saat proses pembelajaran. Yang tak tampak dari video itu adalah, proses awal yang menyebabkan kenapa sang siswa sangat berani melakukan itu. 

Darimana ia mendapat referensi? Dengan siapa ia selalu berkomunikasi dan seberapa banyak keterlibatan orang tua dalam membersamai proses tumbuh kembang dalam kesehariannya. Tekhnologi masuk sebagai perantara sang murid dalam berinteraksi dengan semua hal diluar dirinya. Bisa jadi, ia mendapat umpan balik dari video yang ia lihat di media sosial baik youtube atau whassap yang dengan mudah bisa diakses melalui handphone pintas yang ia miliki.

Dibaca sederhana, apa yang terjadi diatas menjadi bukti bahwa tekhnologi menjadi bagian penting yang jika diabaikan akan menjadi penghambat besar menuju tujuan pendidikan, yakni membentuk generasi terbaik yang memiliki akhlaq tinggi dengan segala keunggulan  karakter. Tekhologi harus sengaja dilibatkan secara positif dan massif di ruang-ruang kelas. 

Dan menjadi kewajiban gurulah untuk mengarahkan pemanfaatan positifnya serta didukung total orang tua walimurid. Setidaknya ada dua hal strategis yang harus dilakukan oleh guru dan orang tua. Pertama memberikan bimbingan media sosial sehat dan kedua meningkatkan interaksi non gadget dengan sang anak.

Media sosial Sehat

Anak pada dasarnya sudah tahu, mana yang benar dan mana yang salah. Akan tetapi, saat lingkungan negative yang menyertainya, kemampuan untuk melihat yang benar adalah benar akan melemah. Disinilah orang tua dan guru berkolaborasi memberikan arahan, penjelasan dan bimbingan, bisa dalam bentuk diskusi mengajak anak untuk melihat lebih dalam manfaat media sosial, pun juga menjelaskan manfaat negatifnya. 

Membuat peta kemana arah kehidupan akan melaju saat menggunakan media sosial secara sehat, dan kemana arah kehidupan saat media sosial dimanfaatan disisi negative.  Mintai pendapat mereka, dan libatkan secara aktif. Sehingganya, muncul tanggung jawab dan kesadaran yang tinggi, kenapa harus bermedia sosial sehat.

Meningkatkan interaksi non gadget

Interaksi non gadget bermakna, pada saat bertemu dengan anak, guru dan ataupun orang tua meletakkan gadgetnya dan kemudian fokus pada komunikasi yang sedang dilakukan. Ada dunia nyata dan ada dunia maya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline