Biografi Singkat Zygmunt Bauman
Zygmunt Bauman merupakan sosiolog kritis asal Polandia yang menjadi tokoh sosiolog Eropa yang paling berpengaruh. Sempat menjadi mayor dalam suatu kesatuan militer, ia banting stir menekuni ilmu sosial dan mendapatkan gelar professor sosiologi di Universitas Warsawa Polandia dan menjadi dosen di sana sebelum akhirnya dipecat karena menyembunyikan kepercayaan ayahnya yang merupakan Zionisme. Ia pun menyelesaikan studinya di Leeds, Inggris dan menjadi guru besar di Universitas Leeds.
Liquid Modernity
Liquid Modernity atau Modernitas cair merupakan istilah yang digunakan Bauman untuk menggambarkan masyarakat yang menghadapi perubahan cepat dalam menghadapi perkembangan zaman. Dalam modernitas cair (liquid modernity), kita tidak lagi digerakkan oleh kebutuhan, tetapi oleh keinginan. Kita tidak lagi mengonsumsi barang-barang primer, tetapi membeli produk trendy yang mahal untuk menunjukkan posisi sosial kita di masyarakat. Semakin kita mengonsumsi sesuatu, semakin "baik" citra diri kita di tengah masyarakat. Bisa dikatakan bahwa masyarakat melakukan hedonisme demi memperjuangkan eksistensi dirinya dalam kehidupan sosial.
Kehidupan yang Ambivalen
Menurut Bauman, dunia modern penuh dengan ambivalensi, di mana modernisasi menciptakan pola kekuasaan dan ketidak setaraan dan resiko besar bagi manusia. Dalam karyanya yang berjudul "Life in Fragments", moralitas perlu dipidahkan dari peraturan yang memaksa dan ditanamkan pada setiap individu karena keharusan manusia menjadi bermoral. Modernitas merupakan proyek yang bersifat obsesif, ditandai keinginan untuk terus berubah (constant change). Karena kemajuan dinilai tercapai apabila segala sesuatu yang dianggap lama diganti dengan yang baru. Modernitas mengedepankan rasionalitas konstan dan logika klasifikasi, menjauhkan serta meremehkan kekacauan dan ketidakpastian kehidupan sehari-hari.
Orang Asing (The Stranger)
Dalam kehidupan modern, Bauman melihat konsep orang asing, dimana seseorang bukanlah merupakan lawan ataupun kawan, melainkan orang asing yang tidak saling mengenal dan tidak bertegur sapa. Orang asing ini dianggap ancaman bagi masyarakat, karena manusia dekat secara fisik, namun jauh secara spiritual satu sama lain. Yang berarti, manusia saling tidak menyadari keberadaannya dalam masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H