Nama Karl Marx dan Emile Durkheim pasti sudah tidak asing lagi kita dengar dalam mata pelajaran sosiologi, apalagi jika ketika kita mempelajari tentang kelas, nama Marx akan langsung muncul dalam benak kita. Marx dan Durkheim merupakan sosiolog klasik yang paling berpengaruh dalam perkembangan ilmu sosiologi. Lantas, apa saja gagasan, pemikiran, dan teori Marx dan Durkheim yang menjadi dasar teori sosiologi modern ini? Mari kita bahas lebih lanjut.
KARL MARX
- Materialisme Historis
Konflik, kelas sosial, dan kapitalisme. Ketiga kata ini merupakan kata yang sangat dekat dengan Marx. Hal ini karena Marx, mendedikasikan hidupnya untuk belajar dan meneliti keadaan ekonomi politik di Jerman yang tertuang dalam buku Das Kapital (1876) yang merupakan karyanya dan Engels yang merupakan sahabatnya.
Pemikiran Marx berangkat dari patron intelektualnya, Hegel, yang mencetuskan pemikiran filsafat idealisme. Marx merupakan seorang Hegelian (pengikut Hegel), bahkan ia menjadi Ketua Hegelian Muda (The Leader of the Young Hegelian). Namun, alih-alih setuju dengan pemikiran Hegel, Marx bersikap kritis dan mengkritik pemikiran Hegel tentang filsafat idealisme tersebut.
Menurut Marx, pemikiran Hegel tidak dapat mengubah masyarakat. Pemikiran tersebut hanya cara pandang yang berada pada tataran ideal. Maka, Marx membuat antitesis, yaitu Filsafat Materialisme. Menurut Marx, sejarah manusia ditandai dengan sejarah memproduksi materi dan cara manusia memenuhi kebutuhan akan materi tersebut.
Kesadaran manusia akan pemenuhan kebutuhannya berangkan dari keadaan sosial yang mereka hadapi, bukan sebaliknya. Maka dari itu, materialisme lah yang dapat mengubah masyarakat, dan bekerja, memproduksi materi adalah cara manusia yang paling praksis dalam membangun materialisme.
- Suprastruktur dan Infrastruktur
Marx pun memahami bahwa dalam masyarakat, terdapat struktur yang membangun masyarakat itu sendiri, yakni terdiri dari suprastruktur dan infrastruktur. Infrastruktur menurut marx adalah aspek terpenting yang dapat membawa perubahan bagi manusia, yaitu ekonomi, yang terdiri atas kegiatan produksi, hubungan produksi, dan alat-alat produksi.
Sedangkan aspek lainnya seperti sosial, politik, budaya, agama, dan lainnya merupakan suprastruktur dan tidak bisa mengubah masyarakat.
- Kelas dalam Masyarakat
Menurut Marx, kelas dalam masyarakat terbagi menjadi dua; kelas proletar (pekerja) dan kelas borjuis (pemilik modal). Munculnya kelas pada masyarakat ini pun mengakhiri zaman perbudakan dan berganti pada zaman kapitalisme. Marx yang awalnya menganggap bahwa kapitalisme lebih baik dari perbudakan, menarik kata-katanya Kembali dan mengatakan kapitalisme ini lebih kejam dari perbudakan.
Bagaimana tidak? Jika para pekerja bekerja tidak kenal Lelah namun tidak diupah sesuai kerja keras mereka karena hanya memperdulikan nilai lebih yang mereka dapat. Pada akhirnya, dari 'bentuk baru perbudakan' ini, muncul keterasingan atau alienasi pada pekerja yang membawa mereka pada bentuk kapitalisme baru.
Alienasi yang terjadi menjadikan para pekerja merasa asing dari sistem produksi yang menindas mereka, asing dari dirinya sendiri karena hidup di bawah perintah orang lain, asing dari produk yang ia kerjakan, dan asing dari orang lain bahkan keluarganya sendiri.