PRESIDEN SBY hari ini bisa sedikit bernapas lega. Setelah dihantam dengan berbagai isu politik yang kebanyakan negatif seperti politik pencitraan, kasus korupsi anggota partai Demokrat, hingga ke guyonan bisik-bisik tentang sirkumstansi CLBK dengan mantan menteri keuangan Sri Mulyani yang kini menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Adalah Kompas, edisi hari Selasa tanggal 15 November 2011, pada Tajuk Rencananya memberikan pujian kepada presiden SBY dalam jawaban-jawaban yang disampaikan kepada pebisnis seluruh dunia dalam suatu pertemuan yang bernama Forum Bisnis APEC di Honolulu, Hawai, Amerika Serikat, yang menurut Tajuk Rencana dipandang bagus.
Tajuk Rencana menulis seperti berikut ini: Presiden menyampaikan jawaban yang tidak kalah menarik. Misalnya tentang kemampuan mengurangi dampak krisis ekonomi....
Dalam hal ini, saya ingin menggarisbawahi kalimat yang saya kutip di atas, betapa Kompas melalui Tajuk Rencana tersebut memberikan apresiasi yang positif. Sungguh merupakan kejadian yang langka dalam konteks suatu pujian yang dilontarkan oleh sebuah koran ternama di Indonesia.
Bagi kita rakyat Indonesia, sudah jelas ini berita yang menggembirakan setelah Indonesia, terutama SBY dan kabinetnya diporakporandakan oleh sejumlah isu tentang isu ketidakbecusan pembantu presiden, kasus korupsi, konflik perbatasan, kontrak kerja pertambangan yang carut marut, dan sebagainya.
Dan untuk presiden sendiri, ini tentunya berita yang menjadi angin segar. Tajuk Rencana sesungguhnya adalah ruh bagi sebuah koran bernama Kompas. Karakter tulisannya cenderung merupakan personifikasi dari sikap, jiwa dan ideologi Kompas dan kerap menjadi barometer dan menjadi semacam kiblat tentang aspirasi dan visi misi yang dianut.
Anda tentu masih ingat betapa Tajuk Rencana pada era 90-an pernah mengharubiru sirkumstansi perpolitikan di tanah air mengenai sindiran Ijo loyo-loyo yang dialamatkan kepada politikus Islam dan memicu kemarahan sebagian besar umat Islam di tanah air.
Artinya, Tajuk Rencana adalah sebuah stempelyang tidak bisa dipandang remeh. Tajuk Rencana dalam konteks di atas adalah sebuah justifikasi politik tentang sirkumstansi panggung sosioekonomi-politik nasional dan global.
Dan pada Tajuk Rencana hari ini, 15 November 2011, adalah stempel bagi Presiden SBY untuk sedikit bernafas lega dan memacu semangat bersama para pembantu presiden dan seluruh jajaran di semua eselon dan semua tingkat hingga ke kelurahan, kecamatan dan RT/RW dan mulai membuka mata dan hati, bekerja untuk kemakmuran yang merata dan adil di seluruh penjuru tanah air dan untuk bekerja mati-matian demi rakyat Indonesia.
Salam Masa Depan
MD.
SUMBER FOTO di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H