SEIRING dengan perkembangan zaman, daerah pantai kini menjadi kawasan yang paling berharga dan penting. Dengan semakin habisnya lahan daratan yang kosong dan semakin banyaknya sumber daya hutan yang hampir punah, maka pantai dan laut kini menjadi primadona baru. Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi oleh kawasann pantai semakin hari semakin berat dan kompleks. Salah satu bahaya dan tantangan yang selalu dihadapi oleh negara pantai (coastal state) adalah erosi pantai. Beberapa alternatif bangunan pelindung pantai perlu dipertimbangkan untuk mencapai tujuan dan manfaat yang diinginkan agar dapat diperoleh hasil yang seoptimal mungkin. Kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam masing-masing model bangunan pelindung pantai harus diketahui sehingga tidak menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan di kemudian hari. Berikut ini disajikan dua alternatif perlindungan pantai. 1. Pantai Setimbang (Equilibrium beach). Model terbaik untuk pengelolaan dan perlindungan garis pantai adalah dengan cara membuat situasi dimana garis pantai berorientasi secara paralel terhadap garis puncak gelombang datang, sehingga meminimalkan angkutan sedimen transpor sepanjang pantai dan menciptakan pola pantai yang setimbang (equilibrium / pocket beach). Salah satu metode yang digunakan adalah dengan membuat suatu headland control yang diperkenalkan dan diteliti oleh Silvester dan Hsu pada tahun 1993. Model headland control telah berhasil diuji untuk kondisi pantai Singapura dengan sangat efektif sehingga dapat ditiru oleh negara pantai lain dalam pengelolaan garis pantai. Meskipun demikian, hingga saat ini konsep pantai setimbang dengan headland control belum dipandang sebagai satu-satunya solusi paling universal pada semua persoalan perlindungan pantai di berbagai negara. Beberapa keuntungan dari metode headland control ini menurut Silvester dan Hsu adalah sebagai berikut:
- garis pantai dapat menjadi stabil dengan tanpa adanya transport sediment, meskipun masih tetap mengalami pengurangan garis pantai, namun masih dapat ditoleransi
- menghemat biaya dibandingkan dengan alternatif bangunan perlindungan lain.
- pantai relatif aman untuk berenang karena membuat pantai tetap dangkal dibandingkan model perlindungan pantai lain seperti seawall dan revetment yang dapat membuat dasar pantai menjadi lebih curam.
[caption id="attachment_88651" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 1. East park beach, Singapura (sumber: Google Earth)"][/caption] Pada Gambar 1 di atas adalah contoh penerapan artificial headland di pantai East Park Singapuran yang sekaligus melindungi infrastruktur jalan raya yang menuju ke bandara internasional Changi. 2. Offshore Breakwater Pengelolaan garis pantai berdasarkan pada konsep penambahan daratan sudah banyak digunakan oleh banyak negara. Sebenarnya prinsip penambahan daratan ini awalnya adalah untuk model perlindungan pantai dengan pembangunan pemecah gelombang di tengah laut (offshore breakwater), namun kemudian memberikan efek tambahan berupa terbentuknya salient atau tombolo di belakang pemecah gelombang yang justru menguntungkan karena dapat berfungsi sebagai penangkap sediment yang efektif. Sedimen yang terakumulasi di belakang pemecah gelombang ini kemudian membentuk daratan baru yang menguntungkan bagi kekuatan pantai dalam mengendalikan erosi. Faktor –faktor atau yang secara khusus disebut parameter struktur yang mempengaruhi adanya equilibrium state pada pemecah gelombang terhadap adanya salient atau tombolo antara lain adalah dimensi struktur, yaitu panjang struktur, lebar struktur, jarak dari garis pantai asli, dan tinggi puncak struktur. [caption id="attachment_88655" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 2. Offshore Breakwater "]
[/caption] Gambar 2 adalah offshore breakwater yang berhasil membuat daratan baru di belakang bangunan pelindung pantai. Perletakan bangunan pelindung pantai harus diuji secara model matematis dan model fisik di laboratorium untuk menjaga tingkat keberhasilan di lapangan. Pembangunan bangunan pelindung pantai juga tidak boleh sembarangan karena akan menyebabkan kerusakan pantai yang lebih parah seperti kasus perlindungan pantai untuk kawasan tambak (Lihat Gambar 3). [caption id="attachment_88656" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 3. Pemecah Gelombang yang salah perletakannya (sumber: dok. pribadi)"]
[/caption]
Pada Gambar 3 dapat dilihat secara jelas pengaruh artifiicial headland yang ditempatkan pada garis pantai asli, justru memicu terjadinya erosi di samping kanan dan kiri dari pemecah gelombang dan secara tidak langusng menyebabkan kerentanan di kawasan pantai yang dijadikan tambak bagi nelayan.
Kedepannya, Indonesia sebagai negara pantai harus menjadikan pantainya sebagai kawasan yang avant garde dalam sektor perekonomian negara. Dengan demikian, penataan kawasan dan pengelolaan serta perlindungan pantai menjadi hal yang penting untuk segera dilaksanakan
Salam Kompasiana MD Sumber gambar 2: di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H