Lihat ke Halaman Asli

Kompetensi Akademis itu Penting?

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_211962" align="alignleft" width="298" caption="sumber foto: http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/01/06/0934412p.jpg"][/caption] Hmmmm. Siapa yang tidak senang dengan bekerja? Dengan bekerja kita bisa bersemangat dan dibalik itu ada nilai ibadah yang sangat besar. Orang yang bekerja mempunyai nilai lebih ketimbang yang tidak bekerja di mata Tuhan. Pergunakanlah hidupmu sebelum matimu, pergunakanlah masa mudamu sebelum masa tuamu. Pergunakanlah sempatmu sebelum sempitmu. Demikian sabda Nabi SAW kepada kita. Demikian juga dengan ilmu. Tuhan akan menaikkan beberapa derajat lebih tinggi ketimbang orang yang tidak berilmu. Demikian janji Tuhan. Meskipun demikian, kita tidak boleh tinggi hati. Selalu ada pepatah, di atas langit selalu masih ada langit. Ilmu juga harus diamalkan agar memberikan manfaat kepada sesama dan kepada bangsa dan negara. Siapapun pasti akan senang dan merasa dihargai jika kompetensi akademis bisa digunakan untuk kemajuan sebuah bangsa. Barangkali dalam level daerah, kita sedikit banyak bisa memberikan sumbang saran secara kongkrit. Sebentar lagi adik-adik mahasiswa baru akan menikmati suasana perkuliahan di universitas-universitas seluruh Indonesia bulan September. Sedangkan awal bulan Agustus ini akan ada pengumuman hasil ujian masuk perguruan tinggi negeri dan swasta. Semoga para mahasiswa sanggup untuk belajar dan mencari ilmu setinggi-tingginya.  Tidak hanya dari bangku kuliah, namun juga dari organisasi kemahasiswaan dan menggunakan segala waktu dan tenaga untuk aktualisasi diri sedemikian sehingga kompetensi akademis dalam arti yang sebenarnya akan terwujud. Dalam dunia sekarang ini, kompetensi akademis sangat penting. Sebuah pekerjaan sangat rawan untuk gagal, dan kegagalan harus bisa dihindari dengan kompetensi akademis yang tinggi. Yang tidak kalah penting, harus diimbangi dengan konsep estetis dan menjiwai sebuah pekerjaan sehingga larut dan merasa memiliki agar tidak terjebak pada keuntungan sesaat yang kerap menggoda. Seburuk apapun lingkungan, dan seminimal mungkin apresiasi stake holder terhadap kompetensi akademis, seorang scholarship harus pandai membawa diri dan mengkoordinasikan segala sesuatu sehingga kualitas dan mutu pekerjaan tetap terjaga standarnya. Kompetensi akademis juga harus diimbangi juga dengan kemampuan multitasking, sehingga keahlian kita bukan hanya terpaku pada ilmu kesarjanaan kita, namun juga bisa "berbicara" dan fasih pada bidang keilmuan di luar kompetensi kesarjanaan kita. Mengapa demikian? Karena begitulah seharusnya sebuah kompetensi akademis digunakan ketika kita sudah keluar dari kandang sebuah universitas. Saat sudah menjadi sarjana, maka yang digunakan adalah nalar atau logika dan kemampuan untuk memimpin dan mengatur. Lebih penting lagi adalah kesediaan untuk terus belajar sehingga mampu keluar dari "kotak kompetensi akademis" kita. Semoga bermanfaat ***Kompetensi akademis memang penting, namun yang lebih penting adalah kesediaa untuk lebih belajar agar mampu keluar dari "kotak kompetensi akademis" kita. -MD-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline