Lihat ke Halaman Asli

Dilematika Bangsa dalam Perspektif Nurani Rakyat ( Yang Terluka)

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

situasi perpolitikan bangsa indonesia saat ini yang tengah carut-marut telah meracuni hingga titik terdalam sendi-sendi kehidupan bangsa ini. Tak ayal keadaan ini secara drastis telah berhasil merubah sifat kultur bangsa yang sopan & beretika seketika itu jg berubah menjadi bangsa egois' tidak terpercaya & selalu mementingkan kepentingan pribadi & kelompoknya.
Negara ini menjadi seperti rimba raya yang sangat besar dengan satu hukum yang berlaku yaitu hukum rimba' yang besar makan yang sedang dan sedang makan yang kecil sedangkan yang kecil makan kotoran atau mati perlahan karena kelaparan.
Setiap hari pemimpin bangsa ini bercuap-cuap di depan alat media menebar pesona angin sorga & seribu wacana tentang kebangkitan nasional' yang berorientasi kemakmuran untuk rakyat & pengentasan kemiskinan. Tapi kenyataan nya alih alih mengentaskan kemiskinan penyelenggara negara ini dengan tega' telah mengkhianati rakyat yang notabene yang menjadikan mereka sebagai orang -orang pilihan untuk mengemban amanah rakyat tersebut.
Setiap hari pemimpin negara ini berbicara tentang bagaimana bangsa ini harus bangkit' bangsa ini jangan malas dll sebagainya tapi mereka itu pura-pura lupa & hanya beretorika saja.
Sebab bagaimana bisa bangsa ini bangkit jika kaki untuk bangkit saja sudah terpasung kepentingan negara asing' bagaimana mau bangkit jika kedua tangan terbelenggu karena sektor-sektor fundamental bangsa ini seperti sembako mineral & hasil bumi dll. bahkan tanah pun di kuasai oleh para kapitalis asing atau anak bangsa yang berubah menjadi kapitalis. mereka menikmati itu semuanya & di dukung penuh oleh pemerintah bangsa ini dengan alasan anak-anak bangsa kita tidak mampu anak-anak bangsa kita pemalas' anak-anak bangsa kita hanya boleh menjadi penonton yg budiman. Negara ini menerapkan sistem percepatan pembangunan mengimbangi negara-negara lain yang tengah berkembang. Tapi melupakan pembangunan yang serupa untuk kesejateraan rakyatnya.
pemimpin negri ini selalu tebar pesona baik di luar maupun dalam negri selalu ingin menjadikan negara ini di kenal sebagai negara besar dengan kekayaan alam yang sangat besar tapi sayang pada akhirnya negara ini hanya di kenal sebagai negara dengan tingkat kebodohan & pembodohan yang sangat besar. Hingga akhirnya selalu jadi sapi perah bangsa-bangsa lain.
Jika boleh di bandingkan dengan beberapa negara lain negri ini sekarang seperti manusia munafik saja tidak ada pegangan tidak ada haluan. Berbeda dengan negara lain semisal china' dulunya RRC itu terkenal sebagai negara miskin berpenghasilan rendah plus berpenduduk terbanyak di dunia di ikuti oleh india dll. Tapi mereka tidak malu mengakui sebagai negara miskin & mampu bangkit dari kemiskinan itu hingga menjadi raksasa ekonomi kedua setelah eropah terlepas pada rekam jejaknya negara RRC menginvasi negara-negara lain dengan mengirim sebanyak-banyaknya manusia perahu ke berbagai belahan bumi. Tapi cara itu terbukti berhasil bisa di lihat di negara ini sekarang etnis turunan mereka adalah yang terbesar jika di banding suku persuku yang ada di negri ini. & mayoritas mereka adalah penguasa bisnis sentral kebutuhan rakyat bangsa ini
atau pemimpin negri ini juga boleh belajar dari tetangga sendiri yang terdekat. Bagaimana dulunya malaysia itu sangat mengharapkan tenaga-tenaga pengajar dari indonesia mereka butuh guru-guru dengan pengetahuan kurikulum yang baik untuk di ajarkan kepada anak-anak mereka hingga perlu mengekspor guru-guru dari indonesia. Tapi saat ini yang mereka butuhkan adalah pekerja-pekerja sektor terendah di negri mereka. Dan para pemimpin negri ini menikmati hal tersebut dengan alasan menambah devisa negara.
Pada akhirnya negara ini tidak lebih baik dari orang-orangan sawah terlihat memakai baju lengkap dengan topi tapi hanya untuk pajangan saja.
Padahal negri ini masih bisa & berpeluang untuk di rubah menjadi lebih baik & bermartabat tanpa upaya pencitraan yang berlebihan.
Negri ini masih punya peluang menutup sementara jalur-jalur hubungan diplomatik dengan negara luar negri ini masih bisa menerapkan kebijakan nasionalisasi sektor sektor kebutuhan pokok & bahan mineral sebagai langkah membebaskan rakyat dari sangkar kemiskinan ciptaan para kapitalis asing ataupun anak bangsa yang sudah menjadi orang asing & juga orang asing yang sudah menjelma berpura-pura menjadi anak bangsa.
Hanya permasalahan nya adakah keberanian para pemimpin & penyelenggara negara ini melakukan nya?
Mari kita lihat sebelum kita memilih pada pemilu 2014 yang akan datang. Selamat memilih berdasarkan nurani.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline