Lihat ke Halaman Asli

Aleq

Memotifasi diri sendiri

Penuh Tekanan dalam Hidup

Diperbarui: 1 September 2020   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Malam ini saya putuskan untuk tidur lebih awal, namun nyatanya saya terbangun ditengah malam. 

Saat ini saya sedang dalam keadaan yang sangat tersudut oleh berbagai problema kehidupan. Walau saya percaya di era Corona ini mungkin bukan saya satu-satunya yang harus survive melawan kerasnya keadaan. 

Dimulai dari pekerjaan yang tidak bisa maksimal dikerjakan, sampai tagihan yang mandek jadi problematika sendiri saat ini. Untuk membesarkan hati saya sendiri saya hanya berpikir bisa bertahan, tidak berani berbicara mengenai menabung atau keuntungan yang lebih besar. 

Semua ini terasa berat sekali karena saya tak memiliki teman berbagi keluh kesah. Orang yang biasanya menjadi tempat saya berbagi adalah Bapak dan Ibuku, namun kondisi saat ini membuat saya tak sampai hati untuk bercerita. Takut mereka berpikir lebih mengerikan dari yang saya ceritakan. Jadi semua nyaris saya pendam sendiri, dan menikmatinya sendiri. 

Saya tak memiliki teman yang akrab, karena beberapa kali saya berteman dengan orang yang salah, yang membuat saya rugi lumayan besar. 

Saya ingin mencari seorang gadis yang benar-benar siap menemani saya melalui semua ini. Namun masih adakah seorang wanita yang masih berpacaran memahami semua ini, say saat ini pengguna twitter aktif, dan saat melihat typing-typing yang saya pelajari mereka rata siapnya dengan kondisi yang telah mapan, itu dari penilaian saya sendiri. 

Saya tidak membutuhkan bantuan secara finansial, saya kadang hanya ingin disemangati dan didengarkan saat sedang ingin berkeluh kesah oleh orang sepesial saya. Ada kalanya saya merasa ini sangat berat untuk saya lewari sendiri dan saat itulah saya benar-benar menginginkan sesosok pendukung yang bisa memberikan semangat optimisme. 

Orang-orang yang mengenal saya menganggap saya orang kuat yang tak pernah mengeluh. Padahal saya hanya tak bisa mengeluh kesembarang orang, bahkan teman sekalipun belum tentu saya bisa berkeluh kesah. Selain itu saya juga takut saya merasa bisa melaluinya sendiri, sehingga saya merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dikehidupan saya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline