Lihat ke Halaman Asli

12 Negara Hancurkan Pestisida Berbahaya

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) akan membantu 12 negara menghancurkan pestisida yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Hal ini terungkap dalam siaran pers FAO, Kamis (12/4). Kedua belas negara tersebut adalah negara-negara yang berlokasi di Eropa Timur, Kaukasus dan Asia Tengah. Mereka masih memiliki stok pestisida yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan dalam jumlah yang sangat besar. Menurut FAO, sekitar 200.000 ton pestisida berbahaya (obsolete pesticides) – hampir separuh dari stok pestisida berbahaya dunia – masih disimpan di 12 negara bekas Uni Soviet tersebut. FAO akan bekerja sama dengan Uni Eropa dengan berinvestasi sebesar €7 juta (US$ 9 ribu) untuk membantu Armenia, Azerbaijan, Belarus, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan mengelola bahan-bahan kimia ini. Bahan-bahan kimia berbahaya ini disimpan di puluhan ribu lokasi tanpa perlindungan, mengabaikan sifat bahan kimia dalam pestisida ini yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. “Dalam beberapa dekade terakhir dunia berhasil meningkatkan produksi pangan secara signifikan namun praktek pertanian intensif tersebut membawa kerusakan besar pada lingkungan,” ujar Direktur Jenderal FAO, José Graziano da Silva. “Salah satu konsekuensi dari praktik pertanian yang mengandalkan bahan-bahan kimia ini adalah menumpuknya jumlah pestisida berbahaya di seluruh dunia.” Pestisida, menurut da Silva perlu digunakan secara lebih bijaksana sehingga bisa melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari efek sampingnya yang berbahaya. Sebagian besar pestisida berbahaya saat ini sudah dilarang karena selain berbahaya bagi kesehatan juga bisa mencemari air dan tanah. Menumpuknya pestisida-pestisida berbahaya ini disebabkan oleh berbagai faktor. Diantaranya adalah bantuan dari lembaga donor dalam jumlah besar yang melampaui kebutuhan, produksi pestisida yang berlebihan oleh pemerintah dan buruknya pengelolaan dan penyimpanan pestisida di negara-negara berkembang. Redaksi Hijauku.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline