Cuaca ekstrem akan lebih sering terjadi di sejumlah wilayah dunia pada abad ini. Hal ini terungkap dari laporan khusus Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diterbitkan kemarin (28/3). “Bumi akan mengalami hari terpanas setiap satu atau dua tahun. Di wilayah bumi bagian utara, fenomena hari terpanas ini akan terjadi sekali dalam lima tahun. Dulu hari terpanas hanya terjadi sekali dalam 20 tahun,” ujar Sonia Seneviratne, ahli iklim dari ETH Zurich, yang menjadi bagian dari Swiss Federal Institute of Technology. Seneviratne berbicara dalam Konferensi “Planet Under Pressure” yang diselenggarakan di London minggu ini (26–29 Maret). Seneviratne adalah anggota tim IPCC yang dibentuk pada 2009 yang bersama ilmuwan dan peneliti lain, membahas cara penanggulangan bencana serta perubahan iklim. Menurut Seneviratne, sebagaimana dikutip dari laporan Scidev.net, laporan ini adalah laporan ilmiah pertama yang menyatukan para ahli dalam satu tim. Hasilnya, laporan ini meramalkan, perubahan suhu ekstrem, hujan lebat serta kekeringan akan terjadi di 26 wilayah dunia. Hujan lebat yang biasanya terjadi sekali dalam 20 tahun, akan terjadi lebih cepat dan lebih sering, yaitu setiap 5-15 tahun. Kecepatan angin topan tropis juga diramalkan akan meningkat walau frekuensi topan tropis tidak berubah. Cuaca kering akan semakin parah di sejumlah wilayah seperti di wilayah selatan Afrika, wilayah timur laut Brasil, wilayah Eropa Tengah, negara-negara Mediterania dan wilayah Amerika Utara bagian tengah. Dari pengamatan yang dilakukan sejak tahun 1950 disimpulkan, jumlah hari-hari panas dan dingin akan bertambah – dengan kemungkinan yang mencapai 90-100%. IPCC menyeru setiap negara untuk memersiapkan kebijakan guna mengatasi bencana akibat cuaca ekstrem dan perubahan iklim ini. Hal tersebut sangat berguna untuk mengurangi dampak negatif dari bencana dan membantu penduduk menghadapi cuaca ekstrem. Laporan lengkap IPCC dapat diunduh di sini. Redaksi Hijauku.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H