Lihat ke Halaman Asli

MDI TACK

Penyedia jasa training dan consulting

Seberapa Pentingkah Kecerdasan Emosi Dalam Peningkatan Kinerja?

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emotional Quotient, atau kecerdasan emosional  menjadi  salah  satu  cara  bagi  banyak orang untuk bisa mendaki menuju puncak. Bangsa Mesir  kuno percaya bahwa hati adalah pusat dari kecerdasan dan emosi. Otak menjadi sesuatu yang mereka anggap tidak penting sehingga dalam proses pengawetan mayat, mereka mengeluarkan otak secara keseluruhan dari tubuh mumi dan meletakkan berlian atau permata di dada mumi untuk menjaga keutuhan hatinya. Satu dari sekian banyak hal penting yang dilihat dan dimiliki oleh banyak pemimpin dan manajer hebat adalah kecerdasan emosional, Anda boleh percaya atau tidak. Ketika kita berbicara mengenai manajemen kinerja, banyak orang mengelompokkan kinerja ke dalam 3 aspek besar. Mereka adalah:

  1. Karyawan berkinerja rendah
  2. Karyawan dengan kinerja biasa-biasa saja
  3. Karyawan dengan kinerja sangat baik atau luar biasa

Peningkatan kinerja tentu saja akan sangat terkait dengan pelatihan dan pembimbingan mengenai seperangkat keterampilan yang ditransferkan kepada karyawan tersebut. Namun demikian seringkali ditemukan bahwa ternyata bukan kurangnya keterampilan yang membuat kinerja menurun, sehingga pendekatan yang diperlukan bukan lagi training, namun coaching atau counseling. Ketika coaching dan counseling dilakukan, keterampilan memahami emosi, perasaan dan bersikap terhadap respon orang lain menjadi sangat penting dan ini semua didapatkan dalam kecerdasan emosional. Banyak orang yang menyetujui bahwa soft skills memberikan perbedaan yang signifikan dalam kaitannya dengan perasaan karyawan dan bagaimana mereka merespon pada atasan mereka dan manajemen senior. Ketika mereka merasa dihargai dan didengar, maka mereka akan menjadi lebih mudah digerakkan, termotivasi dan lebih mudah mencapai tujuan yang dibuat oleh pemimpin. Cara mengukur seberapa baik kita menggunakan keterampilan soft skills kita adalah dengan mengukur kecerdasan emosional kita. Kecerdasan emosional adalah sesuatu yang kita miliki di dalam yang membantu kita untuk mengetahu perasaan kita dan berempati pada orang lain. Kecerdasan emosional juga membantu kita untuk bisa tampil dan mau mendengar dan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Selain itu, EQ juga membantu kita untuk mengambil keputusan terbaik serta berkomunikasi secara efektif dan mengesampingkan emosi negatif dan yang paling penting, mengelola stress. Ada empat elemen utama dalam EQ:

  • Kesadaran diri
  • Kepekaan sosial
  • Pengelolaan diri
  • Pengelolaan hubungan

Beberapa dari kita terlahir dengan kecerdasan emosi yang baik, beberapa tidak. Kabar baiknya adalah, EQ adalah sesuatu yang bisa kita pelajari. Ketika kita mampu mengembangakan kecerdasan emosional dengan efektif, kita akan lebih mampu mengembanggakan hubungan yang lebih kuat dan secara internal dengan sesama rekan kerja, tidak hanya dengan pelanggan atau klien kita. Di banyak kasus, organisasi dengan produktivitas tinggi seringkali dipimpin oleh seorang wanita. Mengapa? Karena keterampilan wanita membangun hubungan dan kepercayaan membuat hubungan kerja menjadi relative lebih kondusif dan cair. Wanita, secara rata-rata, memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi empat poin dibandingkan laki-laki, mereka lebih tinggi secara nilai dalam hal pengelolaan diri, kepekaan sosial dan pengelolaan hubungan. Dalam hal kepekaan dirilah laki-laki memiliki kecenderungan sedikit lebih tinggi atau sama. Namun demikian, apabila kita memperhatikan statistik, lebih banyak laki-laki memegang tampuk tertinggi kepemimpinan dalam organisasi. Hasilnya, penelitian yang dilakukan oleh TalentSmart menunjukkan bahwa 85% pekerja merasa kurang dihargai oleh atasan mereka. Saya tidak mengatakan bahwa seharusnya wanita yang lebih banyak memimpin organiasasi, namun yang sebaiknya kita lakukan adalah lebih meningkatkan kinerja perusahaan kita dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:

  • Promosikan karyawan karena keefektifan mereka bekerja, bukan karena senioritas dan berapa lama mereka sudah bekerja di perusahaan
  • Pahami bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya dengan keterampilan lainnya untuk meningkatkan kinerja
  • Berupaya untuk senantiasa meningkatkan kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional adalah indikator kunci peningkatan kinerja dan pendorong terkuat untuk kepemimpinan dan kesempurnaan pribadi. The emotional Intelligence Quick Book menunjukkan bahwa semakin sering kita melatih kecerdasan emosional kita, semakin mudah kemampuan kita menghadapi kesulitan hidup, mendorong kerjasama tim dan pada akhirnya, kesempurnaan pelayanan kepada pelanggan. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline