Jurnalisme online mengenal beberapa karakter pada kemudahan mengakses. Salah satu fitur yang akan saya bahas pada artikel ini adalah hypertext. Hypertext merupakan sekumpulan dokumen elektronik yang dibentuk oleh jaringan, yang mampu mengantar pengguna pada suatu halaman yang ditautkan (Mayer, 2005 hal. 309). Fitur ini mengantarkan pengguna pada kemudahan dalam mengakses atau menerima terpaan informasi yang mereka inginkan. Bagi perusahaan media massa, fitur ini juga menguntungkan mereka sehingga membuat pembaca betah berlama-lama pada situs mereka. Kita bisa mendefinisikan cara kerja hypertextadalah kumpulan material yang kemudian menciptakan serangkaian akses pada unit lain. Hal itu dapat dijumpai pada interfacekoneksi web.
Namun, terdapat beberapa teori yang menyatakan jika fitur hypretext bersangkutan pula dengan konstruksi dari berita itu sendiri. Definisi lain dari hypertextadalah kumpulan tulisan yang tidak berurutan, yang bercabang sehingga memberikan serangkaian pilihan pada pembaca yang menjadikan hal tersebut interkatif (Nelson, 1993 hal 2). Hal tersebut senada dengan teori-teori dari Bolter dan Landow yang mengatakan jika hypertextjaringan terbuka, tidak linear, serta berlawanan dengan hirarki berita yang diproduksi oleh media. Pada praktiknya sekarang ini jika kita melihat sebuah portal berita online kita melihat hypertext sebagai hal yang beriringan dengan konstruksi berita dan melengkapi berita yang ada sebelumnya. Seperti fitur tagar atau yang lebih dikenal dengan hashtagpada media sosial “twitter”. Fitur tersebut merupakan refleksi dari hypertextpada internet. Berbeda jika kita masuk ke dalam sebuah portal berita online, fitur hypertexttersebut tidak hanya menautkan halaman seputar yang ada pada portal berita itu sendiri.
Hypertext tidak memiliki urutan resmi. Tiap jalan yang dibentuk oleh hypertext merupakan artikel yang meyakinkan dan bacaan yang pantas untuk pembaca memilah artikel secara dinamis. Artikel pada jaringan internet merupakan keberagaman tanpa dominasi (Bolter, 1990 hal 25). Hal tersebut senada dengan bentuk jaringan yang dibuat jika tautan tersebut mengantarkan kita pada portal lain yang melakukan pemberitaan mengenai fenomena yang sama, hal tersebut berlaku pada hypertext yang terdapat di wordl wide web(www) bukan pada suatu halaman yang memfungsikan fitur tersebut agar pembaca betah berlama-lama pada halaman. Dan hal tersebut lebih mendemokratisasi pembaca dalam membaca artikel secara online.
Pada jurnalisme online atau portal berita online, fitur ini bersebrangan dengan teori-teori diatas. Fitur ini lebih untuk memudahkan pembaca dalam mengakses berita. Berbeda dengan sebuah jaringan, fitur hypertextdibuat secara berlapis dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan beritanya. Sehingga, pembaca mampu memiliki kedalaman informasi yang diberikan oleh halaman berita tersebut.
Namun seperti yang kita ketahui pada portal berita online di Indonesia, hanya mengedepankan kecepatan pada produksi beritanya. Seringkali kita mendapati sebuah artikel yang tidak memiliki kelengkapan 5w+1h. Fitur hypertext digunakan untuk menautkan berita tersebut ke berita yang sama hanya saja kelengkapan informasinya sudah diperbaharui.
Sebagai contoh adalah berita mengenai penangkapan Sekjen FUI (Forum Ulama Indonesia) pada 31 Maret 2017. Pada pukul 15.44 berita yang diterbitkan berjudul “Massa 313 minta Sekjen FUI dibebaskan , Wiranto akan hubungi Kapolri”. Isi berita hanya berisikan verifikasi dari berita yang sudah ada pada pukul 15.42 yang berjudul “Bertemu Wiranto, Massa 313 Minta Sekjen FUI Dibebaskan Sore Ini”. Pada halaman tersebut kegunaan hypertexttidak ideal secara penerapan.
Hypertextyang ideal memiliki keberagaman tekstual, menawarkan konten yang berbeda serta memberi pembaca pengalaman interaktif sehingga mereka mampu mengkonstruksi fenomena tersebut sendiri (Rost 2001). Menurrut Rost hypertextyang ideal mewakili;
- Menekankan dan memperluas keberagaman
Mampu memberi variasi tak terbatas pada sebuah artikel tidak hanya pada satu portal berita namun juga portal lain atau sumber terhadap suatu informasi yang sama.
- Menyajikan bentuk lain dari konten
Navigasi dari hypertext mampu membawa pembaca pada serangakaian data dan informasi secara spesifik.
- Interaktif
Hypertext memberikan kemudahan pembaca dalam memilah informasi.
Dengan bentuk hypertext tersebut, maka demokrasi pembaca dalam memilah dan mengakses informasi mampu tercapai. Tidak hanya menjadi politisasi ekonomi sebuah perusahaan media saja fitur tersebut bermanfaat.