Lihat ke Halaman Asli

Sepasang Tangan Penuh Cinta (Part 1)

Diperbarui: 24 Agustus 2017   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Cinta tak pernah mengabaikan rasa, cinta tak pernah menyakiti hati, cinta akan selalu memberikan kebahagiaan pada setiap hela nafas sang pecinta.

Aisyah menghela nafas panjang dalam terik. Ditangannya tergenggam selembar nota obat yang harus ia tebus. Bukan panas yang membuat lelehan keringatnya semakin deras mengucur, bukan pula jarak dua bukit yang harus ia tempuh yang membuat dahinya terbagi tiga oleh kerutan. Pandangannya nanar dalam derik tanah yang terinjak oleh kakinya yang tak beralas. Helaan nafasnya semakin memacu jantungnya, ia meradang, teringat koin koin di kantung roknya tetap tak mencukupi meski telah berulang kali dia hitung. "oh Tuhan, apakah nasib ibu harus berakhir di tanganku seperti ini?" keluhnya dalam peluh yang terlah memercik bajunya.

"Aisyaaaaah... tunggguuuuu...." 

Aisyah melihat sosok lelaki dalam balutan baju putih berlari ke arahnya. ia menghentikan langkahnya perlahan. Ketakutan, dan pengharapan menggayutinya.

"Kamu lupakan ini." setengah terengah lelaki itu menyodorkan 2 lembar uang berwarna merah. 

"Tapi itu bukan milik kami." balas aisyah perlahan dengan tangan tanpa daya terayun menerimanya.

"Ini bukan milikku juga, ini mungkin milik ibumu, ayo cepatlah ambil dan belikan obatnya untuk ibumu.. waktu terus bergulir Aisyah." lelaki itu tersernyum. Tiba-tiba percikan kilat menyambar senyuman terindah yang pernah Aisyah lihat seumur hidupnya. Oh.. Tuhan, mungkinkah dia laki-laki yang selama ini ku impikan?

"te.. te.. terimakasih." ucap Aisyah tulus dalam balutan pesona terindah yang dia sempat umbarkan. 

Meski aisyah tahu ibunya tak pernah memiliki uang sebanyak itu dihidupnya, tapi tangan aisyah tetap menerimanya dengan lapang. separuh hatinya seakan terbang karena tak ada lagi tumpukan beban menderanya. Aisyah berlalu setengah berlari karena tak ada lagi waktu tersisa untuk ibunya jika dia harus membantah dan bersilang pendapat seperti kebiasaannya. 

------------ sepasang tangan penuh cinta ep. 1. by: www.swirling1234.blogspot.co.id --------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline