Lihat ke Halaman Asli

Mendaki Gunung Merapi Tanpa Harus Cuti

Diperbarui: 4 April 2017   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1414735925322688251

Sebelumnya saya telah menuliskan cerita pendakian Gunung Merbabu, maka kali ini saya akan menceritakan pendakian saya dan seorang teman pada saat mendaki gunung di sebelah Gunung Merbabu yaitu Gunung Merapi.

Kami telah merencanakan pendakian ini satu bulan yang lalu dan menyusun pendakian ini sendiri tanpa harus mengikuti pendakian yang diadakan EO atau Travel Agent. Jadinya mulai dari cara bagaimana sampai di sana, jalurnya, sumber airnya sudah kami pelajari sebelum pendakian ini dimulai.

Untuk mendaki Gunung Merapi ada dua jalur pendakian yang biasanya dilalui oleh para pecinta alam, yaitu Jalur Selo (utara) dan Jalur Babadan (barat), kami pun memilih Jalur Selo karena berdasarkan referensi yang kami baca jalur ini merupakan jalur terpendek untuk sampai puncak dan dibutuhkan waktu kira – kira 4 jam untuk sampai puncak.

Setelah paham dan semua peralatanserta logistik telah siap kami pun berangkat. Dari Jakarta kami naik Kereta Jaka Tingkir jurusan Stasiun Pasar Senen – Stasiun Purwosari Solo dengan harga tiket Rp 95000, berangkat dari Stasiun Pasar Senen jam 23.30 dan tiba di Stasiun Purwosari Solo jam 09.00, kemudian dari Stasiun Purwosari kami keluar jalan kaki ke arah Simpang Kerten dimana biasanya terdapat bus – bus yang akan ke Semarang menunggu penumpang.

Kebetulan ketika kami sampai di Simpang Kerten ada Bus Safari tujuan Semarang yang sedang ngetem kami pun naik bus tersebut membayar Rp 10000 untuk sampai di RSU Boyolali. Kami turun dari sana kemudian naik lagi mikro bis tujuan Pasar Cepogo dengan ongkos Rp 4000. Dari Pasar Cepogo dilanjutkan lagi dengan naik mikro bis tujuan Pasar Selo dengan ongkos yang sama, Rp 4000

Sampai di Pasar Selo kami mampir dulu ke sebuah warung untuk sarapan (yang sudah telat) lalu sekalian membeli nasi bungkus untuk dimakan ketika mendaki nanti. Dari Pasar Selo kami jalan kaki menuju basecamp Bara Meru Merapi, kira – kira 30 menit kami berjalan sampailah di basecamp tersebut, lalu kami mendaftarkan nama kami serta membayar karcis masuk Taman Nasional Gunung Merapi sebesar Rp 5000.

[caption id="attachment_370898" align="aligncenter" width="560" caption="Dari Sini Harus Berjalan 30 Menit Untuk Sampai Basecamp"][/caption]

[caption id="attachment_370899" align="aligncenter" width="560" caption="Basecamp Bara Meru Merapi"]

14147359532112387680

[/caption]

Akhirnya, pendakian pun dimulai dari Joglo II dimana disini terdapat plang tulisan NEW SELO berukuran besar seperti tulisan HOLYWOOD di California. Diawal pendakian kami melewati jalan setapak yang kanan kirinya merupakan tanah pertanian penduduk yang didominasi tanaman tembakau.

[caption id="attachment_370900" align="aligncenter" width="560" caption="Penulis di New Selo"]

1414735994168195941

[/caption]

[caption id="attachment_370901" align="aligncenter" width="560" caption="Awal Jalur Berupa Jalan Setapak"]

14147360311129779756

[/caption]

[caption id="attachment_370902" align="aligncenter" width="560" caption="Tanaman Tembakau Yang Mendominasi Perkebunan Di Merapi"]

1414736058611340465

[/caption]

1 jam 15 menit berjalan sampailah kami di sebuah pos dimana terdapat juga gapura Selamat Datang di Taman Nasional Gunung Merapi. Istirahat sebentar, kami pun melanjutkan pendakian menuju Pos 1.

1 jam dari pos tadi, akhirnya kami sampai di Pos 1 yang ditandai dengan adanya batu besar dengan celah ditengahnya. Kami istirahat disini dan memakan nasi bungkus yang kami beli tadi. Setelah makan kami lanjutkan perjalan kami.

[caption id="attachment_370903" align="aligncenter" width="560" caption="Pos 1"]

1414736097971364920

[/caption]

[caption id="attachment_370904" align="aligncenter" width="560" caption="Puncak Merapi Dari Pos 1"]

14147361261846273322

[/caption]

Ditengah perjalanan kami jumpai 2 jalur, ke kanan (ada plang bertuliskan jalur evakuasi) dan ke kiri, lalu kami bertanya kepada pendaki yang kami temui sedang turun, katanya lebih baik lewat jalur kanan karena lebih landai dan langsung tembus ke Watu Gajah, kalau ke kiri jalan menanjak dan curam nantinya akan sampai di Pos 2. Kami ikuti saran pendaki tersebut dan memang benar jalurnya cukup bersahabat yaitu datar dan diselingi dengan tanjakan.

[caption id="attachment_370905" align="aligncenter" width="560" caption="Persimpangan ke Pos 2 atau Melalui Jalur Evakuasi"]

14147361591430603782

[/caption]

Jam 17.30 atau 4 jam dari New Selo kami sampai di Watu Gajah, sebenarnya kami ingin melanjutkan sampai di Pasar Bubrah tapi ketika akan melanjutkan kesana kami dihalangi oleh kabut yang cukup tebal sehingga kami putuskan untuk membuka tenda di Watu Gajah sana. Pada saat itu baru 1 tenda saja yang berdiri dan memang baru kami ketahui bahwa para pendaki lebih senang mendaki Gunung Merapi di sore hari atau malam hari.

Keesokan paginya tepatnya jam 04.30 kami memulai lagi pendakian untuk menuju Puncak Merapi. 30 menit dari Watu Gajah sampailah kami di Pasar Bubrah, dari sini para pendaki harus menyiapkan fisik dan mental yang prima untuk melanjutkan pendakian karena jalur kini menjadi sulit dengan kemiringan yang sangat terjal serta jalur berupa pasir dan bebatuan yang menyulitkan para pendaki untuk melangkah naik.

[caption id="attachment_370910" align="aligncenter" width="560" caption="Pasar Bubrah"]

1414736393910478933

[/caption]

Kami pun melanjutkan mendaki menuju Puncak Merapi, sangat sulit sekali, melangkah naik 3 langkah maka turun 2 langkah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline