Lihat ke Halaman Asli

Budaya Spesialisasi

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap orang pasti ingin dan diinginkan menjadi handal. Dari pribadi, siapa sih yang tidak ingin menjadi orang yang kompeten dan diakui. Kehandalan seeorang dapat dipandang dari segitiga Maslow, pada kebutuhan sosialisasi dan aktualisasi diri, merupakan level puncak kebutuhan dan makna individu. Tercermin sekaligus dari situ, posisi seseorang dalam interaksi eksternal, kehandalan menjadi satu poin penting pengakuan khalayak. Kehandalan dapat didasarkan pada kekuatan fisik, supra-natural, harta, dan kompetensi.

Kehandalan sebagai suatu kompetensi dapat dipandang sebagai produk akhir dari pemfokusan, kecenderungan, atau pengolahan bakat. Kompetensi menunjuk kepada wawasan, keterampilan, dan keahlian yang khas. Kekhasan ini yang membuat kemudian adanya jenjang penjurusan atau spesialisasi dalam pendidikan. Spesialisasi bukan dibuat untuk mainan, spesialisasi ditetapkan dengan pemikiran, penelaahan, dan pertimbangan yang panjang melalui berbagai evaluasi dan verifikasi. Meski pada faktanya, yang bernama efek samping jalan setapak, meski licin sempit berbatu, tetap saja ada yang melewati. Terlebih lagi bila supplier dikejar target, apapun itu, dan pelanggan dituntut daripada menganggur.

Konsep spesialisasi menuntut tidak hanya perhatian dibidang pendidikan untuk menyeimbangkan implementasinya. Implementasi spesialisasi memerlukan ketajaman observasi dan visi. Bidang pendidikan selaku supplier SDM dituntut untuk menghasilkan proses pendidikan yang kuat dan terarah sehingga mampu menghasilkan output SDM yang spesial tajam dan berkualitas prima. Penyelarasan spesialisasi dibidang pendidikan telah "baru" dimulai dari tingkat lanjutan atas; SMK. Tingkat selanjutnya kemudian diploma dan sarjana, dengan berbagai jurusannya.

Diluar bidang pendidikan tentu adalah bidang-bidang yang menjadi wadah bagi output bidang pendidikan. Dunia lapangan usaha dan lapangan kerja masih menjadi dilema utama, dimana-mana. Track panjang spesialisasi yang diunggulkan untuk membentuk manusia handal diuji pada taraf pemanfaatan output SDM. Dunia kerja pada umunya menentukan kriteria atas SDM yang dicari dari pemilikan ijasah spesialisasi tertentu. Tentu saja maksudnya, agar SDM yang diperoleh memiliki kompetensi memadai dibidangnya.

Salah satu dilema berpotensi menimbulkan resiko pada visi spesialisasi adalah disebabkan bahwa semua lulusan S-1 dianggap sama saja, yang diperhitungkan cenderung hanya kemampuan analisisnya. Apalagi bila menenteng gelar S-2, S-3 dan lainnya. Secara umum, semakin berderet huruf-huruf kapital dan tanda baca didepan atau dibelakang nama seseorang, maka akan terasa dan tampak lebih keren dan hebat. Ya, dari sisi akademis kelembagaan, bisa jadi pernyataan itu benar dan banyak benarnya. Apalagi dengan mengesampingkan dunia internet dan jasa-jasa pengetikan penulisan karya tulis yang berkembang pesat dan semakin terbuka. Tentu saja, masih banyak mereka yang serius sekolah dan menuntut ilmu dengan serius untuk meningkatkan kompetensinya untuk diabdikan sesuai dengan bidang spesifik masing-masing.

Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai protes atas apapun yang terjadi, c'est la vie. Memang dalam kehidupan semua berjalan sesuai ketentuan-Nya dan yang bernama rejeki itu tidak dibatasi hanya pada sekolah dan pekerjaan. Hanya saja akan terasa muncul perasaan lebih nyaman dan pikiran yang lebih terbuka dengan pilihan dan pengembangan yang luas saat masing-masing pihak memberikan penghormatan dan penghargaan atas kompetensi, spesialisasi, atau ke-khas-an apapun itu, secara layak. Konsepsi ini benar-benar sama atau dapat disetarakan dengan budaya antri, disiplin, profesional, dan yang lainnya. Bahwa semua mengakui dampak positifnya, tetapi betapa masih besar keengganan untuk berangkat bersama melaksanakannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline