Lihat ke Halaman Asli

[Episode 1_Note for MEP Australia]_Usaha Sekali Saja Tidak Cukup

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BACA INI DULU "Kompilasi, Notes From Australia”.

*** Catatan: Dibawah ini adalah sharing cerita Saya yang Saya kirim ke situs Motivasi Beasiswa. Tulisannya dipublikasi pada tanggal 19 Maret 2012. Kalau mau membaca di websitenya, silakan click disini [caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Adam dengan latar Kangguru di Kebun Binatang Kyabram Fauna Park, Shepparton, Victoria, Australia. Photo diambil oleh Photographer Professional, Mas SidQie tanggal 17 Juni 2012."][/caption] “If you can imagine it, you can achieve it; if you can dream it, you can become it”. Itu adalah salah satu ungkapan dari William Arthur Ward yang selalu membuat saya untuk tidak berhenti bermimpi. Kalau berbicara tentang mimpi, Saya teringat dengan salah satu golden waynya Pak Mario Teguh, lebih kurang substansinya begini “ Kamu akan mati, kalau tidak berani bermimpi”. Dalam kontek mencari beasiswa, rumus seperti itu juga berlaku. Jangankan tidak berani bermimpi, takut pada kegagalan saja tidak boleh. Artinya, harus tetap optimis meskipun keberuntungan belum berpihak kepada kita. Pengalaman tersebut saya alami sendiri. Saya baru saja mendapatkan pengumuman bahwa terpilih sebagai salah satu peserta dalam Program Pertukaran Pemuda Indonesia Australia Tahun 2012 (Muslim Exchange). Ada 10 peserta yang terpilih dari seluruh Indonesia. Program ini short term, hanya 2 (dua) minggu di Australia. Karena dibagi 2 gelombang keberangkatan, saya mendapat gelombang ke 2, saya bersama 4 rekan lainnya akan berangkat pada 11-24 Juni 2012, sedangkan 5 rekan lainnya akan bergabung dalam gelombang pertama dan akan berada di Australia dari 23 April sampai dengan 6 Mei 2012. Meskipun programnya jangka pendek, bagi Saya bukan durasinya yang penting, tapi proses dan pengalamannya tentu saja priceless ever. Belajar pada proses, mungkin itu pelajaran penting yang ingin saya bagikan kepada kawan-kawan motivasi beasiswa (MB).  Kedua, Never ever hands up!!! Jangan pernah ada kata menyerah. Sekali saja tidak cukup untuk anda katakan  kalau anda tidak sukses. Untuk sahabat ketahui saja, dari 2 pengalaman beasiswa  yang saya dapatkan, kedua-duanya baru lulus pada kali kedua.  Kegagalan pertama tidak membuat Saya menurun semangat, apalagi putus asa. I have enough guts to try it. Pengalaman ketika Saya mendafar beasiswa Indonesia English Language Program (IESLP) tidak lulus ketika pertama kali saya mendaftar pada tahun 2009. Kemudian, dengan semangat dan impian yang semakin tinggi, tahun 2010, saya mencoba sekali lagi, dan Alhamdulillah Saya lulus dan bisa study selama 8 (delapan) minggu di Ohio University, USA. Sekarang, program Muslim Exchange Indonesia-Australia 2012 juga melewati pengalaman yang sama. Tahun 2011, saya mendaftar pertama juga tidak lulus dan hanya sampai pada tahap seleksi interview di Jakarta.  Tahun 2012 saya ikut mendaftar kembali. Tuhan Maha Pemurah, Dia memberikan kesemptan berkunjung ke Australia tahun ini. Pengalaman tidak lulus pada kali pertama, Saya belajar beberapa hal penting yang mungkin berguna buat sahabat pembaca. Pertama, dengan gagal pada tahap pertama, membuat Saya semakin membuat persiapan yang lebih matang. Dan jujur kali kedua membuat persiapan lebih mudah. Pengisian formulir semakin lengkap, membuat letter of motivation semakain ngalir, penyusunan berkas jauh lebih rapi, mencari surat rekomendasi lebih cepat dapatnya,  dsb. Kedua, tentu saja usaha saya semakin keras dan lebih dari tahap pertama, karena Saya tidak mau gagal lagi seperti tahun pertama. Ketiga, dengan gagal pada tahap pertama, Setidaknya menjadi guru kepada saya dimana kekurangan Saya, nah kali kedua tentu saja saya berusaha semaksimal mungkin untuk menutup lobang tersebut. Manfaat keempat yaitu masalah mental. Pada saat saya mendaftar kedua kainya, emosional saya lebih bisa terkontrol, lebih”nyantai”, rileks, dan stabil. Hal itu saya alami terutama pada saat wawancara di Universitas Paramadina, Jakarta. Selanjutnya, tentu saja dengan ada kegagalan tahap pertama, menambah teman saya karena mempunyai teman dan relasi baru pada tahun kedua. Meraka ada modal sosial yang sangat berharga untuk saling bermutualisme nantinya. Kemudian pelajaran terpenting lainnya adalah, segala sesuatu itu akan indah pada saatnya. Kedengarannya romantic dan lebay mungkin, tapi saya yakin bahwa Allah tau kalau saya akan mendapatkan yang terbaik pada saat yang tepat. Kalau saya lewat tahun 2011, tentu saja ada hal penting lain yang harus saya korbankan. Tapi Allah memberikannya sekarang, dan inilah waktu yang paling tepat. Last but not least, Saya ingin menyampaikan kepada kawan-kawan yang sedang hunting beasiswa, buat yang sudah mendaftar berulang kali, apply sana sini, tapi belum beruntung juga, jangan pernah putus asa! Never Ever Stop dreaming. Sekali saja tidak cukup!!!Percayalah tuhan tau apa yang terbaik buat kita, George Bernard Shaw  mengatakan “Orang gagal selalu menyalahkan keadaan untuk sesuatu yang terjadi pada dirinya. Orang sukses selalu bangkit dan mencari situasi yang mereka inginkan. Jika tidak menemukannya, mereka akan menciptakannya”. Terakhir, ada pesan keramat dari Bapak Agoes IIEF Jakarta, beliau berpesan ketika kami balik dari USA “Second time is always easier than the first one”.  So, keep fighting like a tiger and win like a champion. Amin…Salam sukses!!! Semoga Bermanfaat!!! [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Photo diatas diambil tahun 2010 pada saat mengikuti program IELSP di Ohio University, USA. Lokasinya di Cedar Point, Negara Bagian Ohio."]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline