Lihat ke Halaman Asli

Stress, Burnout, Kehabisan Energi????

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apakah yang terjadi ketika seseorang mengalami antusiasme luar biasa dalam bekerja? Orang ini akan bekerja/berkarya dengan tidak memperhatikan waktu sama sekali. Dia sangat menikmatinya, karena menemukan kebahagiaan yang paling dalam. Hal-hal lain menjadi tidak penting. Yang paling penting untuk saat itu adalah menikmati kegiatan untuk memenuhi rasa kebahagiaan dalam dirinya. Csikszentmilhayi (1990) menyebut fenomena macam itu sebagai “flow” - keadaan serba mengalir.  Dia menemukan gejala ini pada berbagai macam orang dan profesi: dokter, guru, peneliti, pembuat keramik, dan lain-lain. Salah satu yang paling mudah untuk menemukan gejala “flow” dapat dilihat dari orang-orang yang tergila-gila dengan hobby-nya. Orang yang suka mancing, misalnya, bisa jadi lupa makan, lupa anak-istri di rumah, dan cenderung tidak peduli dengan beban kerja yang memberatkan. Dengan kata lain, pengalaman “flow” bisa sangat menyegarkan.

Bagaimana implikasi dari hasil observasi Csikszentmilhayi bagi hidup kita? Pertama, pengalaman “flow” ini bisa menjadi sumber penyeimbang yang sangat penting untuk menyelamatkan kita dari berbagai tekanan dalam hidup kita. Pengalaman serba mengalir melalui suatu aktivitas hobby yang rekreasional bisa mengembalikan semangat dan kesungguhan dalam bekerja.

Kedua, akan menjadi sangat luar biasa kalau pengalaman “flow” macam ini pun akhirnya merasuki pekerjaan formal kita. Apa jadinya kalau kita menemukan kebahagiaan dalam menjalani pekerjaan di kantor? Pasti kinerja kita juga akan menjadi lebih luar biasa. Juga dalam kaitannya dengan pekerjaan di rumah. Kita akan mampu menciptakan pengalaman hidup berkeluarga dengan luar biasa juga. Misalnya, sebagai seorang suami, apakah mampu menciptakan pengalaman “flow” dengan membantu pekerjaan rumah sang istri? Mencuci popok, ngepel, mencuci pakaian? Saya cenderung mengambil contoh ekstrim macam ini.

Peter Senge (1990) mengamati bahwa sumber rasa capek, burnout, dan stress biasanya bukan karena terlalu banyak bekerja. Banyaknya kuantitas pekerjaan yang diselesaikan tidak dengan sendirinya membuat kita merasa kehabisan energi dan hilang semangat. Justru ketika mengalami rasa puas karena telah melakukan hal-hal yang berguna dan membahagiakan, rasa capek, burnout macam itu tidak akan datang. Benar bahwa rasa capek secara fisik menghampiri, tapi secara psikologis kita akan sehat. Tidur nyenyak yang cukup akan mengembalikan kondisi fisik kita. Hidup kita akan seimbang oleh karenanya.

Munculnya rasa capek atau burnout sebenarnya lebih merupakan representasi dari persoalan psikologis yang tidak terpecahkan di dalam diri seseorang. Peter Senge (1990) menyebut salah satunya: rasa burnout atau kehilangan semangat lebih diderita oleh “a frustrated idealist” yang melakukan kesalahan besar. Kesalahan ini berupa kecenderungan bawah sadar untuk menerjemahkan kondisi-kondisi ideal mengenai kehidupan ini ke dalam harapan-harapan (yang tentu saja muluk-muluk dan tidak tercapai).

Jadi, kalau sudah ada tanda-tanda kehilangan semangat, frustrasi, dan tidak nyaman dengan keadaan, cepat-cepat saja bertanya, “Jangan-jangan saya bersikap, berpikir, dan bertindak terlalu berlebihan dan kurang pas?”

Referensi:
Csikszentmilhayi, M. (1990). Flow: The Psychology of Optimal Experience. New York: Harper & Row.

Senge, P. (1990). The fifth discipline: The art of practice of the learning organization. New York: Currency Doubleday.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline