Lihat ke Halaman Asli

Koalisi Gemuk Dipastikan Kalah

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemampuan imaginasi anak tidak bisa dilepaskan dari keluasan bacaan yang telah dilahapnya. Tulisan yang ditampilkan di sini mencerminkan hal ini. Salah satu yang paling kelihatan adalah keluasan kosa-katanya. Memang, salah satu otoritas literacy, Keith Stankonvich, membuktikan secara empiris. Kebiasaan membaca dalam diri anak-anak akan memastikan keberhasilan studi mereka, terlebih karena keluasan bacaan akan membuat berbagai diskusi di kelas menjadi sesuatu yang sederhana. Damian, penulis cerita ini, menjadi bukti yang membenarkan kata-kata Stankovich ini. Selain menjadi pembaca yang sangat rakus, tampaknya tidak sulit untuk berkonsentrasi dalam pelajaran di sekolah, menghasilkan cerita-cerita (yang sebagian mulai ditampilkan di Kompasiana ini), dan nyaman dalam bermusik (menyanyi, main biola dan main organ). Kesemuanya berjalan dengan baik, tanpa merasa diri terbebani saat harus berpikir keras, berkonsentrasi tinggi, dan memecahkan berbagai kesulitan. Yang ditampilkan kali ini adalah seri ketiga, yang melanjutkan Seri I dan Seri II. Semoga bermanfaat.

Kerajaan TingTong (seri 3)

Setelah masalah pemindahan kekuasaan selesai, maka Kerajaan Tingtong semakin berjaya. Tetapi, walaupun begitu, masih banyak masalah yang mengancam Kerajaan TingTong. Contohnya: ketika gagal panen, semua warga masyarakat protes dan mengancam istana. Ancamannya adalah : “Jika kami tidak segera mendapatkan padi, maka istana akan kami hancurkan”. Tetapi Raja Tong yang bijak mengatakan, “Gagal panen ini merupakan ulah perbuatan kalian sendiri. Coba perhatikan. Kalian tidak mampu mengairi sawah kalian dengan cukup. Kalian mengairi sawah terlalu banyak, sehingga padi tak nampak. Itulah kenapa padi kalian gagal panen”. Setelah mengetahui apa penyebabnya gagal panen, maka mereka tidak jadi menghancurkan istana. Itu termasuk masalah ringan. Masalah besarnya apa? Masalah ini baru saja terjadi. Contoh:

Kerajaan Apidipaiti, Kerajaan Tanatitati, dan Kerajaan Listrikat berkomplot. Pemimpin mereka adalah Kerajaan Apidipaiti, tepatnya Pangeran Tertan. Kenapa mereka berkomplot? Mereka ingin menyerang Kerajaan TingTong karena wakil dari Kerajaan TingTong, yaitu Pangeran Tong berhasil memenuhi semua syarat untuk mendapatkan Putri Esanta (baca Main Kroni-Kronian). Nah, tiga kerajaan ini mempunyai wakil tersendiri. Kerajaan Apidipaiti, wakilnya Pangeran Tertan, Kerajaan Tanatitati, wakilnya Pangeran Talata, Kerajaan Listrikat, wakilnya Pangeran Listra. Rencananya, lusa pagi sudah akan berangkat menuju ke arah Kerajaan TingTong. Dari tentara yang menjaga perbatasan daerah, Raja Tong sudah mendengar kabar itu. Dia tidak bisa menolak lagi untuk bertempur.Sementara ketiga kerajaan itu ber’koalisi’, Raja TingTong menyuruh para pasukan untuk ber’koalisi’.

Seluruh kerajaan di Daerah Nitis, yaitu daerah yang mencakup sekitar 16 kerajaan. Kerajaan Tingtong hanya bisa mengajak sekitar 7 kerajaan, sementara Kerajaan Apidipaiti, Kerajaan Tanatitati, dan Kerajaan Listrikat berhasil mengajak 9 kerajaan. Berikut tabel yang berhasil diajak untuk perang oleh kedua kerajaan terbesar ini:

No

Kerajaan Apidipaiti

Kerajaan Tingtong

1

Kerajaan Tanatitati

Kerajaan Sinarantara

2

Kerajaan Listrikat

Kerajaan Pedangkalan

3

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline