Saya mulai mengetahui sosok Fadli Zon (FZ) diberbagai media cetak pasca kerusuhan ditahun 1998 yang "konsisten" membela majikannya Jendral Prabowo yang diduga terlibat dalam banyak konspirasi politik kerusuhan dan upaya perebutan kekuasaan waktu itu. Itu yang saya ketahui dan saya baca.
Dengan berjalannya waktu, bukan hal positif yang saya dapatkan dari yang bersangkutan tetapi sampai sekarang kalau istilah anak gaul sekarang saya bisa dkategorikan "haters" dan mungkin semakin meningkat karena sebagai Anggota Dewan Terhormat yang tugasnya mewakili rakyat, banyak ucapan FZ sampai hari ini bukannya meningkatkan kecerdasan rakyat tetapi ucapannya yang saya baca,lihat dan dengar langsung dari media cetak, audio dan visual lebih banyak memprovokasi dan menjatuhkan apapun yang terkait dengan Bapak Presiden Terhormat Jokowi sehingga menimbulkan banyak kontroversi.
Sangat disayangkan banyak pernyataan FZ cenderung saya nilai tidak obyektif hanya menimbulkan benih kebencian dialam sadar para pembaca dan pendengarnya yang ujungnya mengancam persatuan dan kesatuan NKRI yang ber Bhinneka Tunggal Ika. Apalagi pencitraan tuannya bahwa mereka bukan antek asing. Akan tetapi beda ucapan beda fakta, tentunya kita warga Indonesia yang cerdas dapat menilai sendiri. Tetapi masalahnya mayoritas warga masih banyak yang belum terbiasa berpikir kritis dan obyektif karena faktor pendidikan yang era kepemimpinan dahulu sengaja di"bodoh"kan agar warga dapat terus dijadikan komoditas para elit politik yang memiliki agenda untuk kepentingan dan golongan mereka.
Jokowi dalam 2 tahun kepemimpinan menjadi Presiden sudah jelas banyak membangun. Hasil kerja sudah tidak usah lagi saya tuliskan. Bukti nyata infrastruktur membuktikan HASIL KERJA KERAS JOKOWI dibanding era 10 tahun auto pilot negara ini yang lebih mencari "aman".
Hal ini kontradiksi dengan hasil kerja, kritik dan puisi FZ. Mungkin dikiranya puisi nya indah dan disukai pembaca dan pendengarnya. Sudah Hasil Kerja tidak ada. Kerjanya hanya membuat pernyataan kontroversi. Saya juga bingung kenapa orang seperti ini bisa terpilih menjadi anggota DPR dan menjadi Wakil Ketua DPR.
Terbiasa dengan pernyataannya yang kosong sampai sampai isi puisinya cenderung mengarah kepada fitnah tidak heran saya hanya dapat jika JOKOWI MEMBUKTIKAN DENGAN HASIL KERJA, FADLI sesuai nama belakangnya ZON MEMBUKTIKAN DENGAN PUISI yang "ZONK" dengan kata lain PUISI ZONK adalah ungkap kebodohan dan ketololan FZ sendiri!
Saran saya akan lebih baik FZ dengan hobinya menulis puisi tidak usah mengumbarnya lagi untuk publik cukup dikonsumsi untuk pribadi dan kalangan sendiri, karena bagi saya dan mungkin banyak warga sudah muak dengan puisi ZONK ini.
Demikian tulisan dari jiwa saya setelah pagi ini membaca puisi Zonk yang lebih cenderung fitnah dan membuat saya menulis ini dikompasiana.
Salam NKRI !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H