Relasi antara media hiburan dengan para artis adalah hubungan yang berwarna-warni. Kadang-kadang keduanya menempel manis bagai semut yang mengerubuti gula, tapi kadang-kadang keduanya saling cakar seperti halnya Tom & Jerry.
Saat ini, dalam cawan industri hiburan, Indonesia punya apa yang disebut infotainment, hadir dalam bentuk program TV yang laris manis ditonton dengan biaya produksi yang tidak besar. Berbeda dengan sinetron yang menuntut puluhan Kru serta puluhan Artis dengan honor yang besar, Infotainment justru hanya melenggang ringan hanya dengan satu-dua kamera, dua-tiga kru, dan segenggam mikrofon yang ditodongkan ke para artis yang buru-buru menghindar cari aman.
Infotainment telah memanjakan tendensi manusiawi untuk merasakan kepuasan saat melihat ada Artis, yang dianggap super dan memiliki segalanya, didera masalah. Sadar atau tidak sadar, semua orang menyimpan tendensi itu. Ini bukan judgment, tapi realita.
Tayangan Infotainment tidak selalu berbasiskan nurani, melainkan permainan kelihaian menyajikan masalah. Semakin panjang dan heboh masalah, semakin infotainment diuntungkan. Infotainment bukan saja memancing reaksi dari masyarakat yang saat ini sudah muak dengan kualitas tayangan infotainment, tetapi juga mengundang potensi pengadilan rakyat yang sepihak. Nurani memang tidak bisa dikelabui karena Infotainment jelas bukan figur bercitra innocent yang mengundang simpati.
Saat ini, infotainment tengah diuji, Artis pun sedang diuji. dan masyarakat menyoroti. Biarlah kecerdasan dan nurani masing-masing pribadi yang akhirnya menilai sendiri mana yang benar dan mana yang hanya rekayasa.