Kemacetan menjadi masalah yang cukup serius di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan banyak lagi.
Perlu ada solusi yang mutakhir untuk mengakhiri masalah macet ini atau setidaknya mengurangi dan mengurangi kemacetan.
Salah satu solusi di era teknologi saat ini adalah penggunaan artificial intelligence (ai) atau dalam bahasa Indonesia Kecerdasan buatan.
ai di lampu merah menjadi opsi yang dipakai salah untuk mengurangi kemacetan oleh pemerintah DKI Jakarta.
Namun apakah ai di lampu merah bisa efektif untuk mengurangi kemacetan? Bisa saja namun yang namanya solusi pasti ada baik buruknya
Berikut ini baik buruk penggunaan ai untuk urai kemacetan
1. Ai bisa memberikan data real time yang cepat.
Seperti yang banyak diketahui kemampuan ai untuk memproses data terbilang sangat cepat.
Kita bisa melihat bagaimana Chat GPT atau Bard Google saat kita berikan pertanyaan mereka akan memproses jawabannya kurang dari 5 menit.
Tapi dengan catatan bahwa data tersebut sudah berada dalam jangkauan mereka misal Chat GPT dan Bard Google sahat bergantung dengan artikel atau penelitian yang sudah di tayangkan di mesin pencari kalau tidak begitu maka kedua ai ini tida akan bisa bekerja.