Beberapa hari yang lalu,aku dan keluargaku pergi ke sebuah tempat di Bandung kota untuk sebuah kepentingan.Sekitar 1 jam perjalanan kami lalui untuk sampai di tempat tujuan,dan selama itu pun aku diam tidak melakukan apa-apa selain mengamati hiruk-pikuk ramainya jalanan.Selama itu pula,tak jarang kulihat orang-orang yang tidak menggunakan masker seolah tidak peduli akan mimpi buruk yang sedang menghantui.Mereka terlihat biasa saja,dengan santainya melenggang tanpa ada rasa khawatir terserang virus covid-19 ini.
Setelah 1 jam berada di jalanan,kami pun sampai di tempat tujuan yaitu Pasar Baru Bandung.Kami berniat untuk mencari seragam yang akan digunakan untuk acara keluarga.Kami berjalan menyusuri setiap blok yang ada,berusaha mencari seragam yang paling cocok. Lagi-lagi ku lihat orang-orang yang abai terhadap protokol kesehatan,para pedagang melayani pembeli tanpa menggunakan masker dan sarung tangan.Hal tersebut sebenernya cukup berbahaya mengingat virus covid-19 ini sangat menular apalagi dengan kontak fisik, walaupun secara tidak langsung.
Kurasakan kecemasan dalam diri, takut-takut ketika pulang kerumah akan terserang virus covid-19. Walaupun kami menggunakan masker dan menjaga protokol kesehatan yang lainnya,tetap saja jika orang yg berinteraksi dengan kita tidak melakukan hal yang sama,sepertinya itu akan sama saja.
Selain itu,baru-baru ini pemerintah telah menghimbau agar kita lebih berhati-hati lagi karena telah ditemukan virus Corona varian baru yaitu Virus corona B117,dimana virus tersebut lebih mudah menular.Namun,sejauh ini pemerintah sudah dapat dikatakan berhasil dalam menangani kasus tersebut. Orang-orang yang terinfeksi sudah dinyatakan sembuh dan tidak hanya sampai disitu, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk meminimalisir kedatangan WNA ke dalam negeri. Meskipun begitu,ya tetap saja menjaga protokol kesehatan sangatlah penting.
Beberapa kali aku melihat orang yang tidak menggunakan masker,dan beberapa kali pula aku melihat orang yang menggunakan masker namun tidak sesuai anjuran pemerintah. Ada rasa miris saat melihatnya,namun aku hanyalah seorang remaja berumur 17 tahun.Jika aku memberitahu atau bahkan menegur mungkin aku akan disebut anak kurang ajar yang tidak tahu tata krama karena seolah mengajarkan angsa berenang. Entah harus bagaimana aku bersikap akan hal ini,yang jelas aku merasa sedih karena jika terus seperti ini kapan bayangan gelap ini akan berakhir dan semua kembali berjalan dengan normal.
Setelah sekian lama memilah dan memilih, akhirnya kami mendapatkan apa yang kami cari.Tidak ingin berlama-lama berada diluar rumah karena takut tertular covid -19 atau bahkan covid-B117 akhirnya kami memutuskan untuk langsung pulang ke rumah.Perjalanan terasa singkat dan tak terasa kami telah sampai dikawasan perkampungan tempat kami tinggal. Lagi,lagi dan lagi ku lihat orang-orang berlalu-lalang tanpa masker .
Kuhela nafas panjang,merasa lelah karena selama hampir seharian berada di luar rumah di tengah keadaan yang seperti ini dan bertemu dengan orang-orang yang tidak taat atas aturan pemerintah yang menekankan untuk selalu menjaga protokol kesehatan. Tidak lama dari itu, akhirnya kami benar-benar sampai di rumah. Ku buka pintu utama dan langsung bergegas untuk membersihkan diri, takut-takut ada virus yang hinggap di bagian tubuh.
Hari itu,aku mendapatkan sebuah kenyataan bahwa ternyata masih banyak orang diluar sana yang kurang teredukasi mengenai pandemi virus covid ini sehingga masih mengabaikan protokol kesehatan yang seharusnya sudah menjadi suatu kewajiabn bagi kita jika ingin cepat bebas dan mimpi buruk yang membelenggu ini.
Nama : Maulidia Balqis
Kelas : XII MIPA 1
Absen : 20