Lihat ke Halaman Asli

MBKMRiset KeilmuanYAI

Universitas Persada Indonesia YAI

Tantangan Budi Daya dan Pemasaran Budi Daya Organik di Era Ekonomi Digital

Diperbarui: 1 Juli 2022   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama masa pandemi Covid 19  gaya hidup sehat menjadi prioritas utama masyarakat saat ini. Salah satunya dalam mengkonsumsi makanan sehat dengan tanaman organik.

Pertanian organik sendiri adalah menyatukan antara inovasi, tradisi dan ilmu pengetahuan untuk memanfaatkan lingkungan dengan tujuan menjaga kualitas hidup yang lebih baik. Tanaman Organik memiliki beberapa fungsi yaitu, lebih kaya nutrisi & vitamin, lebih aman dikonsumsi dan ramah lingkungan.

Universitas Persada Indonesia YAI  Jakarta melakukan Riset Keilmuan LPDP dengan anggota team 1 mahasiswa : Daniel Syahputra Doloksaribu, Aninda Marasukma Maksum  dan Vara Salsabila beserta Dosen : Dr.Sularso Budilaksono, M.Kom dan Woro Harkandi Kencana,S.Sos,M.Ikom. Serta  Dr.Febrianty,S.E.,M.Si.dari Politeknik Palcomtech Palembang. Riset dilakukan dengan mitra Berdaya Agri Indonesia sebagai distributor tanaman organik. Mitra petani Berdaya Agri pada riset ini adalah Jaya Alam Lestari Farm.

Jaya Alam Lestari Farm yang terletak di Ciwidey, Bandung juga menerapkan budidaya Tanaman Organik. Di lokasi tersebut memenuhi kriteria dalam membudidayakan Tanaman Organik yaitu, mempunyai dataran yang tinggi, menggunakan pupuk kandang, tanah yang subur serta air yang murni untuk menyiram berbagai tanaman. Mereka juga membudidayakan berbagai macam tanaman seperti wortel, bayam merah, teh, kopi, sawi, kacang panjang dll.

Dokpri

Dokpri

Dikutip dari penjelasan Pak Waryudin selaku Ketua Kelompok Tani Jaya Makmur bahwa membudidayakan Tanaman Organik dimulai pada tahun 2000. Hal ini diawali dengan pahitnya seorang petani serta harga yang fluktuatif sehingga mengalami kerugian.

Sistem penjualan di sana menerapkan offline maupun online tetapi semenjak pandemi Covid-19 terjadi kebanyakan orang cenderung membeli sistem online. Sistem itu sendiri juga diadakan melalui Pre-Order (PO) tergantung dari jumlah tanaman yang panen. Sementara jika lewat offline mereka cenderung membawa hasil panen ke pasar segmented.

img-20220319-163932-62be4b0f725d2445c9347694.jpg

Tanaman Organik juga memiliki tantangan tersendiri terlebih lagi di era ekonomi digital. Tantangan yang pertama adalah bagaimana caranya kita mengkampanyekan mengenai Tanaman Organik ini di masyarakat luas. Lalu tantangan yang kedua adalah pemanfaatan media sosial yang dapat dikatakan belum optimal. 

Karena petani sendiri rata-rata memiliki pendidikan yang rendah sehingga kurang paham akan pemanfaatan teknologi. Pak Waryudin juga berharap akan ada pihak yang membantu atau mengarahkan dalam penggunaan media sosial.

img-9478-jpg-62be4b2bbb44864a9d1ce374.jpg

Kemudian, ada tantangan ketiga untuk para petani yaitu mengubah kebiasaan. Seperti yang dikatakan oleh Pak Waryudin bahwa petani terbiasa menggunakan sistem pertanian yang konvensional. 

Namun, hal tersebut diatasi dengan cara memberikan contoh secara terus-menerus kepada para petani sehingga mereka paham akan sistem pertanian Tanaman Organik. Dan yang terakhir adalah apa yang mereka tanam itu tidak semua dapat menghasilkan panen. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline