Stunting saat ini menjadi salah satu permasalahan gizi yang dihadapi dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang salah satunya Indonesia. Indonesia kini disebut negara darurat stunting dengan prevalensi 21,6% pada tahun 2022. Meskipun angka tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%, angka ini masih jauh dari target yang ingin dicapai pada tahun 2024 yaitu 14%. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi stunting yang masih belum memenuhi target yaitu 19,2%.
Daerah di Jawa Timur yang masih mempunyai angka prevalensi stunting cukup tinggi adalah Kota Batu. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Batu angka prevalensi stunting mencapai 25,4% pada tahun 2019. Pada tahun berikutnya, mengalami penurunan menjadi 14,38%. Dan pada tahun 2021 mengalami penurunan menjadi 13,80%. Akan tetapi, pada tahun 2022, angka prevalensi stunting naik kembali menjadi 14,60%. Meskipun mengalami penurunan pada tahun sebelumnya, pemerintah Kota Batu mempunyai target prevalensi stunting di angka 10% pada tahun 2023, dan mengejar target untuk mengarah pada angka zero stunting di tahun 2024.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan stunting adalah optimalisasi peran posyandu. Sebagaimana kita ketahui, posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan dari, oleh, dan untuk masyarakat secara terpadu. Di Desa Giripurno sendiri terdapat 6 posyandu yang aktif di setiap dusun. Dalam rangka pengoptimalan peran posyandu dalam pencegahan kasus stunting, mahasiswa KKN Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang mengadakan kegiatan penyuluhan terkait menu sehat pada balita melalui kelas ibu balita yang diselenggarakan pada kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di Posyandu Melati Putih Dusun Sumbersari dengan jumlah sasaran 26 ibu balita.
Melalui kegiatan penyuluhan ini, ibu balita akan memperoleh serangkaian materi tentang menu sehat dengan rincian, yaitu unsur zat gizi pada makanan, contoh menu sehat untuk balita sesuai usia, waktu pemberian makan, tekstur makanan untuk setiap usia, makanan yang sebaiknya dihindari bayi kurang dari 1 tahun, dan tips menambah nafsu makan pada balita. Media yang digunakan pada kegiatan ini yaitu poster dengan desain yang menarik sehingga penyampaian materi lebih interaktif. Selain itu, terdapat brosur yang dibagikan kepada ibu-ibu yang berisikan rekomendasi menu pada balita. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan penyuluhan ini, digunakan kuesioner pre-test dan post-test sebagai instrumen pengukur. Dengan terselenggaranya penyuluhan ini, diharapkan ibu balita menjadi paham tentang pentingnya makanan yang sehat sesuai usia balita, dari pemahaman ini nantinya akan memberikan perubahan pada perilaku sehingga pemenuhan gizi sehari-hari dapat terpenuhi dan prevalensi stunting dapat menurun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H