Riset desa wisata ini merupakan Penelitian Terapan Kompetitif Nasional oleh Kemendikbud Ristekdikti. Team peneliti berasal dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Universitas Persada Indoenesia YAI dan Politeknik Palcomtech Palembang. Tiga mahasiswa MBKM yaitu Ridha Afina, Hagia Qatrunnada, dan Harfinolla Amabel Kirani bersama dengan tim dosen : Woro Harkandi Kencana,S.Sos,M.Ikom; Dr. Sularso Budilaksono,M.Kom; Dr.Febrianty,M.Si dan Devita Gantina,S.Par,M.Par.
Penelitian desa wisata bertujuan untuk mengetahui strategi marketing berbasis IT yang digunakan oleh desa wisata DKI Jakarta. Kami tim mahasiswa mbkm desa wisata bersama dengan dosen melakukan penelitian di 3 objek desa wisata yaitu Desa Wisata Kampung Eduwisata Bhinneka, Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi, dan Desa Wisata Pulau Untung Jawa. Dalam penelitian ini strategi marketing yang digunakan desa wisata berupa platform website, media sosial dan aplikasi mobile. Desa wisata Pulau Untung Jawa dan Perkampungan Betawi menggunakan potensi ketiga platform tersebut sedangkan kampung eduwisata Bhinneka belum memaksimalkan penggunaan pemasaran menggunakan platform digital.
Desa wisata pertama yang dikunjungi yaitu Kampung Eduwisata Bhinneka Kemayoran. Desa tersebut termasuk desa wisata berkembang yang memiliki konsep edukasi terhadap lingkungan hidup. Disana ada edukasi lingkungan antara lain adanya bank sampah, lahan pertanian, perkebunan, peternakan hingga perikanan. Kampung Eduwisata Bhinneka terletak di Komplek Angkasa Pura RT 014/06, Kemayoran, Jakarta Pusat. Kawasannya yang asri, hijau dan bersih sangat cocok dengan tempat wisata ini. Tempat wisata yang memiliki luas kurang lebih 3.000m2 bisa menyediakan berbagai wisata. Lokasinya cukup strategis untuk dijangkau dengan kendaraan pribadi, tetapi cukup sulit jika menjangkaunya dengan transportasi umum.
Desa wisata ini salah satu peserta yang lolos mengikuti lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021 dari 1.831 peserta se Indonesia program Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Perekraf) Republik Indonesia (RI) dan masuk nominasi 300 besar desa wisata di Indonesia. Produk yang ditawarkan oleh Kampung Eduwisata Bhinneka ini sangat cocok untuk masyarakat yang ingin melakukan penanaman, penghijauan serta penyuburan tumbuhan dan tanaman. Dan juga cocok untuk masyarakat yang senang akan menggunakan produk hasil dari daur ulang sampah anorganik. Produk yang dijual yakni pupuk organik dan kerajinan tangan seperti tas dan yang lainnya. Selain menjual produk, tempat eduwisata ini juga menyediakan fasilitas atau jasa seperti edukasi tentang pengelolaan sampah, penanaman tumbuhan, dan pemeliharaan budidaya ikan ikan dan margot.
Pada kampung eduwisata Bhinneka dengan adanya bank sampah, mereka menjual harga pupuk cair organik dibanderol dengan harga Rp 30.000 / 5 liter, selain itu terdapat handycraft dari barang sisa rumah tangga dengan harga produk di kisaran Rp 30.000 -- Rp 50.000. Kampung Eduwisata Bhinneka merupakan desa wisata berkembang menurut Jadesta Kemenparekraf. Desa wisata ini baru berdiri di tahun 2020.
Untuk strategi marketingnya saat ini dengan promosi melalui mouth to mouth dan jaringan bank sampah yang sudah terbentuk sebelumnya. Selain itu strategi digital marketing tempat eduwisata ini juga mempromosikannya lewat platform Instagram miliknya yaitu @eduwisata_bhinneka.
Para pengelola kampung eduwisata ini terus mengembangkan kreativitasnya dalam melakukan promosi guna menarik perhatian konsumen dan wisatawan. Kemudian pengelolaan akun media sosialnya tidak melibatkan dan tergabung dengan pemerintah daerah. Akun sosial media dikelola secara pribadi oleh masyarakat pengurus desa wisata ini. Desa ini tidak memiliki website resmi, hanya akun media sosial antara lain Instagram @eduwisata_bhinneka dengan 51 followers, channel youtube Kampung Bhinneka RW 06 Kekos 232 Subscriber dan Akun Tiktok eduwisata bhinneka sebanyak 105 followers.