Sebagai generasi zaman now baheula, pasti sangat familiar sekali dengan wallpaper di desktop komputer kita ini, ternyata tempat seperti ini bisa kita temukan di Indonesia, tepatnya di Kecamatan Poelang Timur, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Di tempat ini, bisa kita temukan savana yang hijau, dengan langit yang bersahabat alhamdulillah kompilasi yang sempurna.
Start saya kali ini dari Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, jarak ke tujuan 153 km atau sekitar 3 jam lebih dengan menggunakan mobil dari starting point. Jika dari Jakarta, transit di Makassar lalu ke Pomalaa dengan menggunakan pesawat ATR. Mengapa dari Pomalaa? karena sebagai turis abidin (atas biaya dinas), yang juga rindu bereksplorasi dengan alam sekitar. Karena jika lewat Kendari, jarak tempuhnya hanya menghabiskan waktu 2 jam perjalanan.
Jalan menuju tempat tujuan sangat lengang, melewati kebun mete, coklat dan pohon kelapa, yang berjejer, bak menyambut kedatangan saya. * aslinya sih pohon kelapa memang suka berbaris rapi sistematis hehe. Laut lepas menghembuskan pasir, sesekali burung menari kegirangan.
Pemandangan lainnya, warga sibuk memanen kopra dan panen tambak udang, saling silang dalam mengisi perjalanan saya kali ini. Pun termasuk memasuki pertengahan perjalanan , ada sekumpulan kelelawar yang asyik bergelantung di pohon, pinggir pantai.
Jalan yang lumayan berkelok, terbayar lunas dengan pemandangan yang menakjubkan. Alhamdulillah, tiba di lokasi sekitar pukul 11.00 WITA.
Sejauh mata memandang, seakan seperti dalam pelem Teletubbies, ingin rasanya berlari lepas walau matahari kali ini terik, sama teriknya seperti kondisi dompet hehe. Savana oh nana * gumam saya, seperti menirukan aksen lagu Havana. Savana keren ini terletak di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW). Taman ini dilindungi oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia. dengan luasnya yang hampir 22.964 hektare, jika beruntung, kita bisa menemukan satwa atau hewan dilindungi macam Anoa dan lainnya.
Material batu dan pasir mendominasi, selain tentunya rumput yang menyambut kedatanganku kali ini. Foto-foto macem levitasi, foto ala-ala kadarnya hingga foto-foto tak jelas, sudah cukup menjawab dahaga syukur atas negeri indah ini, Indonesia.
Sayang sekali, di beberapa titik, ada penambangan tanpa izin yang mengeruk pasir dan material lainnya. Semoga saja, menjadi konsen pemerintah tersendiri, dalam rangka mendukung keberlangsungan resource dan magnet wisata ini.
Fyi, untuk masuk ke sini, tak usah membayar alias FREE.Cukup lapangkan hati dan pikiran, bawa air minum dan makanan, plus tidak buang mantan sampah sembarangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H