Mata terpejam kuncup-mekar, iringan Adzan shubuh layaknya lagu nina bobo, tepat alarm menunjukkan pukul setengah lima pagi, sulit sekali membuka mata, ditambah tepung setan yang dibubuhi ke mata kita, makin penuh saja rasa sukar untuk bangun. Mama, bantu untuk menjadi alarm tambahan, ketukan suara; ” bangun, sudah subuh”, lebih efektif daripada alarm di ponsel jadul buatan Finlandia yang kini akrab bergambar jendela. Ternyata tidak efektif juga, menambah nyenyak bak lagu Wofgang atau Mozart, Akhirnya jurus pamungkas untuk bangun, ” Allahuma paksakeun”, efektif, namun sudah pukul lima lebih lima menit. Olala, butuh alarm hidup memang jika keadaan Seperti ini. Jika kurang fit seperti ini, bukan perkara mudah untuk bangun subuh tepat waktu.
Teh atau susu, adalah pembuka hari dan mungkin hati hehe. Penambah mood pada aktivitas pagi, hmm, ada ide mau pilih mana? Susu dengan efek kontan terhadap perut atau teh dengan banyak pilihan, teh Ana, teh Prima, teh bunga atau teh dengan berbagai macam tempat macam teh gelas, teh botol, teh kotak, teh celup dengan semua tein yang ada. Istilah teh ini bisa multitafsir, apalagi di tanah Pasundan. Karena memang digunakan untuk panggilan kepada perempuan. Teh apa yang bikin galau? Kau teh lah meninggalkanku #eaaa, maaf-maaf, hanya selingan hehe.
Mandi atau tidak adalah pilihan selanjutnya, jika musim panas, cukuplah sekali saja untuk menghemat air yang langka, tapi jika musim hujan, cukup juga hujan-hujanan untuk mandi hehe. Jorok sekali ya? Tak apelah, selama ini tidak ada korelasi mandi atau tidak terhadap jenis pekerjaan, rejeki hingga jumlah tabungan, jika ke jodoh terpengaruh sedikit, karena multiplier effect terhadap bau badan, bau tak sedap hingga kanker kulit. Kasihan kulit kita tak terbelai lembut sentuhan air yang menyegarkan, efek penuaan kulit bisa jadi, efek lainnya adalah daki berkerak, sehingga lama-kelamaan akan melekat dengan kulit hehe. Bisa dibayangkan, tapi tak usahlah lah, hidup sudah susah, tak perlu susah-susah memikirkan hal yang memang belum perlu hehe.
Selanjutnya sarapan pagi, keluar sekolah atau tidak, mau main atau tidak, makan siang, hingga bertemu malam lagi. Kita sebut semua sebagai sirkus, hehe. Karena jika kita amati, perjalanan hidup tersebut menghibur kita, bak pertunjukan sirkus, meski diluar sana disebut sebagai siklus, karena rutin Dan berputar bagai ittenary. Ittenary tersebut melingkupi lahir, sekolah, kerja, Nikah, anak, begitu sampai beberapa generasi, Dari Lambreta menyenggol vespa, dari orde lama hingga umur menua, tak akan ada habisnya.
Pertanyaan kemudian muncul, dari semua hal akan mengalami fase seleksi yang terdiri dari dipilih dan memilih. Ciyus?
Enelan,
Cuel?
Miapa?
Belani?
Hehe
Ah sudahlah, kok jadi alay begini. Wait-wait, bereskan rambut dan cuci muka biar segar hehe.
Semua terbatas pada menentukan dan menerima hasil sebenarnya. Lalu, lebih susah mana? Pertanyaannya seperti telur dan ayam, mana yang lebih dahulu, walau penelitian menyimpulkan ayam yang lebih dulu, karena patokannya adalah jumlah restoran siap saji lebih memilih ayam juga, bukan telur hehe. Lihat saja, telur jarang digunakan sebagai tagline restoran, telur lebih dominan di game eggs hehe, sudah-sudah cepat makan sana biar kenyang.