Lihat ke Halaman Asli

Catatan Nasi Goreng

Diperbarui: 26 Oktober 2015   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perut memang sama seperti tangki bensin yang berpengaruh terhadap semua kinerja mesin, baik itu fungsi oksidasi hingga fungsi kinetis yang menggerakkan, sehingga bisa berpindah ke tempat lain. Fungsi perut sebagai tanda lapar, kadang bisa membawa kita ke tempat yang kita tidak kita ketahui sebelumnya, sama seperti cerita pertemuan semalam dengan seorang liar biasa, orang yang punya pemikiran anomali juga.


Sebelum bertemu dengan bang Tom, seorang Indonesia berlatar Batakbond, seorang pengembara kehidupan yang berputar-putar mengelilingi negeri. semangkuk mie rebus di tukang nasi goreng langganan menjadi energi dalam bercerita di malam yang membuat saya datang terlambat ke tempat kerja di hari selanjutnya karena ngobrol terlalu asyik dan mengena dihati namun menampar sebagai generasi muda yang sok idealis ini.


Jelas bukan pertemuan pertama kali, karena sebelumnya pernah bertemu, namun malam kemarin berasa ada tamparan sebagai seorang warga bodoh di Republik Impian ini.
Ada beberapa pembicaraan sebenenya, namun bisa disimpulkan ke beberapa major:

1. Kebijakan publik tentang transportasi massal ( Kereta Api, Trans Jakarta, dan Solusi Ojek Online sebagai pengurai macet, hingga pompa bensin) ;

2. Tentang Rokok yang masih pro kontra termasuk Kontribusi kepada negara, langkah preventif dan mengapa perokok termasuk dikategorikan orang bodor versi beliau :

3. Mafia dalam Ekonomi, karena trending-trending dan monkey business yang sengaja direncanakan jauh-jauh hari ;

4. Profesi ideal kita, menjadi pegawai, pengusaha atau birokrat? ;

5. Nasib orang bodoh, memang selalu dibodoh-bodohi.
Dalam pemikiran dan diskusi semalam, berikut ini adalah epilog sebagai dasar pemikiran;

1. Pernahkah berpikir, uang jaminan Kereta Rel, kenapa uang tabungan di ATM tidak bisa diambil semua, semua kartu berlatar e- dalam busway yang kadang tidak semua shelter pakai kartu e- ini,

Untuk Anda yang berkecukupan dan bergelinang rupiah, mungkin uang tersebut tidak material. Tapi bagaimana dengan orang-orang prasejahtera di liat Sana?

1. Karena memang nilai kepuasan orang berbeda-beda, termasuk nilai manfaatnya. Solusi macet termudah selain melarang kendaraan pribadi masuk ibukota adalah dengan penataan pompa bensin yang mesti diatur, agar orang memikirkan dua kali untuk mempunyai kendaraan sehingga publik transport bisa digunakan. Namun apakah publik transportasi yang ada sudah terintegrasi? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline