tubuh kami di potong sedemikian rupa
diraup bersama bumbu-bumbu
wajan memanas
kami tarik menarik pada mangkok-mangkok
sementara, api menyala dengan renyah kami diaduk, rasa mual menyumpal di mulut
kami hanya bisa mengikuti jejak bumbu yang membalut
tubuh kami telah menjelma tubuh terpuruk
hitam, mengilap, berminyak, becek-becek basah
manusia-manusia tersenyum, sedang aku menahan ronta luka yang menga
sementara anak manusia ngowoh sembari membawa piring kosong lengkap sendoknya
tubuh kami,