Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Sajak Rendang

Diperbarui: 31 Agustus 2019   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tubuh kami di potong sedemikian rupa

diraup bersama bumbu-bumbu

wajan memanas

kami tarik menarik pada mangkok-mangkok

sementara, api menyala dengan renyah kami diaduk, rasa mual menyumpal di mulut

kami hanya bisa mengikuti jejak bumbu yang membalut

tubuh kami telah menjelma tubuh terpuruk

hitam, mengilap, berminyak, becek-becek basah

manusia-manusia tersenyum, sedang aku menahan ronta luka yang menga

sementara anak manusia ngowoh sembari membawa piring kosong lengkap sendoknya

tubuh kami,

jadilah rendang di piring-piring

senyum renyah manusia menyantap dengan gelik dialog sembari menikmati tubuh kami.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline