Di kepalaku dipenuhi ribuan judul buku. Ada buku kategori fiksi dan non fiksi. Jumlah terbanyak adalah buku fiksi, seperti novel, puisi, cerpen, dan kisah. Sementara buku non-fiksi cukup beragam. Mulai dari bertema keagamaan, kebudayaan, sosial-budaya, politik, hukum, motivasi, tips dan trik, dan masih banyak lagi.
Buku-buku itu bertebaran. Setiap judul buku selalu memiliki teman--tak hanya satu. Memori tentang buku memenuhi memori hingga tumpah. Satu per satu judul buku berputar-putar di atas kepala, apalagi ketika mata jelajahi pada ribuan buku.
"Rembulan Ungu, Time Quake, Lonely, Road to Read, Menangis Karena Allah," sebutku sekadar memancing ingatan.
Bagiku, mengingat ribuan judul buku itu sulit-sulit susah. Karena ada sebagian buku yang judulnya hampir mirip, warna sampul buku pun hampir sama. Seperti simpulan pada buku beraroma sejarah, lebih pada warna merah tua, kuning emas, merah api, coklat tanah, hijau kebiruan. Karenanya, caraku mengingat ribuan judul buku itu dengan cara warna sampul buku dan gambar.
Menurut buku yang kubaca berjudul "Otak Kanan Manusia" menyebutkan salah satu ciri-ciri orang yang dominan bekerja menggunakan otak kanan adalah lewat gambar, seni, warna, dan masih banyak lagi. Dari sini aku mampu membaca diri bahwa antara otak kanan dan kiri lebih dominan pada otak kanan.
Dalam buku tersebut juga menuliskan karakteristik orang otak kanan, di antaranya (1) memilih menggambar untuk menuliskan sesuatu, (2) keterampilan menghafal cenderung kurang, (3) berpikir 'thinker holistic', (4) spontan dan intuitif, dan (5) cenderung tidak terorganisir. Dari kelima karakteristik di atas aku rasa ada benar. Ya 80% benar.
Salah satu hal yang paling menonjol pada diri saya adalah poin satu--memilih menggambar untuk menuliskan sesuatu. Ya, dalam proses belajar aku suka membuat gambar, seperti skema ataupun bagan. Alasannya cukup sederhana supaya mudah memahami ilmu. Kegiatan semacam itu ternyata ada pula konsepnya, yakni 'mind mapping' atau peta pikiran.
Lewat bantuan ranting atau jembatan aku menyebutnya adalah alur bagaimana kerja ilmu. Misal saja, ada sebuah bacaan tentang Menulis Puisi, akan terbentuklah peta pikiran tentang: (1) apa itu puisi, (2) jenis puisi, (3) Cara menulis puisi. Dengan cara itu bagiku akan mudah belajar. Kemudian, ditariklah reranting yang nantinya akan menjadi akar. Sebagaimana misal bagian jenis puisi, ditariklah garis lurus sejumlah jenis puisi lalu setiap garis (ranting) diberi tulisan dengan tinta warna lain. Hal itu dilakukan supaya sistem kerja otak bagiku--otak kanan mudah mengingat. Selain itu pula supaya menambah gambaran sistem ilmu menarik dan cantik. Begitu menarik dan cantik, maka belajarpun menyenangkan--tidak membosankan.
Selamat menikmati kelebihan otak kanan kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H