Berlokasi di Surabaya, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) merupakan anak perusahaan Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang berkonsep ramah lingkungan dan semi otomatis. Dalam rangkaian acara ulang tahun yang ke 4 bulan Desember ini, TTL mengajak 10 blogger Jawa Timur untuk berkunjung dan meliput beberapa kegiatan. Dengan bertajuk "Blogger Goes to Lamong" acara tersebut diadakan pada tanggal 6 -7 Desember 2017. Dan saya termasuk salah satu yang beruntung itu.
Kami cukup surprise ketika Direktur Utama TTL yang seorang wanita, ibu Dhoty - menyambut baik kehadiran rekan-rekan blogger dan sengaja meluangkan waktu untuk berdialog langsung pada sharring session. Karena bagaimanapun, support dari para blogger sangat diharapkan baik melalui media sosial maupun yang melakukan liputan langsung pada kegiatan perayaan hari jadi yang berlangsung selama 2 hari itu.
Banyak yang dia ceritakan, selain kecanggihan-kecanggihan dari peralatan yang dimiliki TTL. Dimana beliau baru bergabung sejak bulan Agustus 2017 lalu. Juga tentang kepeduliannya terhadap nasib karyawan wanita yang jumlahnya 10% dari seluruh karyawan TTL. Karena bagaimanapun, wanita sangatlah spesial. Apapun profesinya. Kalaupun wanita itu harus berkarir, dia harus mendapat support dari orang-orang terdekat. Terutama suami dan keluarganya.
Bu Dhoty juga berharap, perempuan Indonesia bisa menjadi bagian dari perkembangan tekhnologi yang semakin tidak terbendung lagi. Karena bagaimanapun, di tangan para perempuanlah generasi muda bisa diarahkan dan dibimbing.
"We're really glad you're here and do the best for TTL." ungkap beliau yang juga mengharapkan kedepannya untuk bisa berkontribusi terus baik secara online maupun offline.
Sekilas tentang Terminal Teluk Lamong (TTL)
Pelindo III merupakan salah satu BUMN yang bergerak di bidang kepelabuhanan dengan 7 wilayah kerja, dimana mayoritas berada di Indonesia Timur. Prosentase angka perekonomian dan industri di Jawa Timur pada tahun 2007-2014 selalu lebih tinggi dari pada angka nasional. Arus perputaran barang dari dan ke Jawa Timur semakin padat melewati pelabuhan Tanjung Perak.
Peningkatan arus barang tersebut berupa petikemas, curah kering, curang cair dan general cargo. Kepadatan arus barang tersebut mendorong Pelindo III untuk membangun pelabuhan lain di wilayah perairan Tanjung Perak dengan konsep berbeda dengan pelabuhan yang sudah ada sebelumnya.
TTL dibangun pada akhir tahun 2010 dan tahap pertama pembangunan diselesaikan pada tahun 2014. Pelayanan kapal domestik pertama dilakukan pada bulan Nopember 2014 dan pelayanan kapal internasional pada 22 Mei 2015 bersaamaan dengan peresmiannya oleh Presiden RI Joko Widodo. Berbarengan pada hari itu juga Presiden Jokowi meresmikan "Greater Surabaya Metropolitan Port" atau GSMP, yang spesifik pada pendalaman dan pelebaran Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) yang dilakukan oleh Pelindo III.
Sebelum adanya proyek GSMP, alur pelayaran barat Surabaya berada pada kedalaman 9,5 meter dengan lebar 100 meter. Pada tahap pertama, pengerukan alur pelayaran barat Surabaya dilakukan hingga kedalaman 13 meter dan lebar 150 meter. Sedangkan pada tahap kedua, kedalaman alur menjadi 16 meter dengan lebar alur 200 meter. Hal tersebut memberi keuntungan bukan hanya untuk Pelindo III, namun untuk pelabuhan swasta lain di sepanjang perairan Tanjung Perak, sehingga kapal-kapal berukuran besar pun dapat bersandar dengan aman.
Pelindo III memiliki 17 Cabang dan 11 anak perusahaan tersebar di seluruh Indonesia. TTL merupakan karya anak bangsa. Ditengah maraknya pelabuhan yang bekerjasama dengan pihak asing, TTL dibangun oleh sinergi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan program "Berbakti untuk Negeri". Kepemilikan saham TTL yaitu 99,5% milik Pelindo III dan 0,05% koperasi pegawai Pelindo III.