Kompasianer Surabaya di beri kepercayaan untuk menjajal program GEREBEK KULINER yang selama ini kegiatannya banyak dilakukan di wilayah Jakarta. Di bawah bendera KPK atau Kompasianer Penggila Kuliner, akhirnya KPK Surabaya mendapat kesempatan untuk melakukan penggerebekan setelah sempat tertunda beberapa kali.
Dua minggu sebelumnya, saya sudah membuat janji dengan Wawan Sugianto pemilik Bebek Goreng Harissa yang menjadi target penggerebekan perdana. Di samping saya sudah cukup lama mengenal beliau, kebetulan kuliner bebek sedang naik daun dan menjadi salah satu makanan unggulan dari Surabaya. Sedang target kita kali ini adalah salah satu resto spesial menu bebek yang sedang digemari tidak hanya dari warga Surabaya sendiri, tapi dari luar kota bahkan luar jawa. Akhirnya disepakati untuk jadwal Gerebek KPK adalah hari Sabtu 13 Desember 2014. Saya sudah pasang pengumuman di wall fesbuk group KPK dan woro-woro untuk mengumpulkan kompasianer yang berdomisili di sekitar Surabaya atau yang berkenan ikut acara ini.
Tapi dari awal saya memang sudah berjaga-jaga bila ada perubahan jadwal maupun situasi dan kondisi yang berubah setiap waktu mengikuti skejul pak Wawan sebagai seorang pengusaha yang sibuk. Ternyata benar! Jumat siang saya dihubungi untuk bisa ketemuan malam ini karena besok beliau harus menemani Bupati Mojokerto untuk acara jalan sehat, sehingga tidak bisa mendampingi kami. Sempat deg-degan dan sport jantung, membayangkan acara yang sudah jauh-jauh hari dipersiapkan akan gagal. Akhirnya sayapun menyanggupi untuk datang ke lokasi Bebek Goreng Harissa yaitu di jalan Raya Merr II C, Pandugo Rungkut – Surabaya. Di samping saya sendiri ingin menyampaikan secara langsung maksud dari kegiatan Gerebek KPK Surabaya, ternyata beliau juga akan memperkenalkan Managernya yang akan mewakili dia menemani kami besok. Alhamdulillah....langsung serasa di guyur es dada ini mendengar pernyataan beliau.
***
Senyuman hangat dan suara yang ramah menyambut saya ketika memasuki ruang Pujangga, salah satu sudut dari resto Bebek Goreng Harissa yang cukup tenang dan asri. Masih berpenampilan yang sangat sederhana dan bersahaja malam itu pak Wawan menerima kunjungan saya untuk kembali bercerita seputar bisnis kulinernya yang semakin menggurita. Sekitar tahun 2007 saya pernah mewawancarai ketika itu sebagai pemilik dari Soto Wawan dan tahun 2010 sebagai pemilik To Soto. Di sela obrolan kami, beliau masih menyempatkan menerima tamu, baik dari sahabat maupun yang sekedar kenal untuk menyapa. Begitu hangat dan sangat terbuka menerima siapapun yang ingin bertemu dengannya, tanpa pandang bulu dan pilih kasih.
[caption id="attachment_382444" align="aligncenter" width="300" caption="semua bumbu adalah hasil racikan sendiri (dok.pri)"][/caption]
Pak Wawan yang dikaruniai 3 putra itu memulai ceritanya bahwa sekitar tahun 2012 dia menggunakan nama putra sulungnya menjadi nama merk dagang atau usahanya yaitu “HARISSA”. Dia masih melihat peluang bisnis kuliner bebek goreng cukup potensial dan menjanjikan. Meskipun di Surabaya sudah cukup menjamur penjual bebek goreng dari mulai pedagang kaki lima, resto berkelas sampai hotel berbintang. Di samping naluri bisnisnya yang memang cukup tajam, dimana sejak 1988 sudah berkecimpung di bisnis kuliner dengan membuka usaha Soto Wawan dan To Soto. Dia mengaku mempunyai strategi dalam hal citarasa yang menurut pengakuannya adalah racikan dari tangannya sendiri. Racikan yang memang jamak selalu menjadi “rahasia perusahaan” tersebut, dipadupadankan dengan konsep resto yang unik dan beda dari rumah makan kebanyakan. Sehingga sekarang bisa di nilai dari perkembangan usaha yang semakin pesat, bahkan menjadi salah satu tujuan Wisata Kuliner di Surabaya. Pengunjungnya pun datang dari berbagai daerah, baik dari dalam maupun luar Jawa Timur. Bahkan ada yang dari luar pulau seperti Balikpapan, Samarinda, Makassar dan Palembang.
***
[caption id="attachment_382441" align="aligncenter" width="300" caption="Bebek Putri Madura (dok.pri)"]
[/caption]
Sambil terus ngobrol, beliau menawari saya memilih menu untuk makan malam. Kebetulan. Saya tadi belum sempat makan karena buru-buru berangkat, takut telat. Salah satu menu yang mencuri perhatian saya adalah Bebek Putri Madura. Sebelum menentukan pilihan, dengan sedikit penasaran saya melontarkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan si Putri Madura tersebut kepada pak Wawan. Memang tidak ada alasan khusus untuk memberikan nama pada semua masakannya untuk saling berkaitan. Hanya bersifat bisnis dan komersil saja. Yang paling penting lagi adalah enak di sebut dan di dengar, sehingga mudah pula orang bisa mengingatnya.
[caption id="attachment_382443" align="aligncenter" width="300" caption="siraman tumis sayur segar yang spesial (dok.pri)"]
[/caption]
Yang istimewa pada Bebek Putri Madura ini adalah semua bumbu di tumis dengan minyak zaitun dan minyak samin. Dicampuri sedikit mayonaise dan garam Madura yang asinnya cukup tajam. Wawan merekomendasikan bahwa hidangan ini menggunakan bahan-bahan pilihan dan kandungan gizi yang lengkap. Seperti tomat buah hijau, bawang merah, bawang putih, segala macam cabe-cabean dari yang cabe rawit, cabe merah serta cabe hijau, semuanya di potong besar-besar supaya aroma dan kandungan gizinya tetap terjaga. Untuk melengkapi gizi di dalamnya, di tambahi pula kacang goreng dan teri medan. Kemudian tumisan bumbu itu di siram di atas bebek goreng, disajikan dengan ditemani nasi yang hangat.
Sedikit rahasia dibocorkan oleh pak Wawan, bahwa keunggulan pada semua sajian makanannya adalah dari tumisnya. Hampir semua menu memakai hidangan yang di masak dengan tumis. Ide ini muncul dari masakan bertumis salah satu hotel berbintang di Surabaya.
[caption id="attachment_382439" align="aligncenter" width="300" caption="Es kedondong muda gula jawa (dok.pri)"]
[/caption]
Sedangkan untuk minumnya, saya memilih es buah kedondong muda & gula jawa. Saya hanya ingin mencoba yang agak beda dari es yang lain. Tapi pak Wawan sudah memberi gambaran yang tidak jauh dari fotonya, yaitu serutan buah kedondong dengan pemanisnya dari gula jawa. Es ini rasanya tidak begitu asem. Saya membayangkan pasti sangat cocok di minum siang hari terik seperti hawa Surabaya akhir-akhir ini. Tapi ternyata di minum pada waktu malampun terasa juga kesegarannya. Cukup membantu pula menghilangkan rasa pedas tumis lombok yang ditinggalkan dari bebek goreng putri madura yang saya santap tadi.
[caption id="attachment_382445" align="aligncenter" width="300" caption="makan malam yang berkesan (dok.pri)"]
[/caption]
***
[caption id="attachment_382437" align="aligncenter" width="300" caption="terus berinovasi adalah kiat untuk tetap bertahan dalam bisnis (dok.pri)"]
[/caption]
Menutup pembicaraan kami malam itu, pak Wawan sangat optimis bisa survive dalam menekuni bisnis kuliner ini. Karena menurutnya, kebutuhan makan di jaman sekarang tidak lagi semata hanya menyangkut kebutuhan perut saja. Tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan hiburan. Oleh sebab itu dia sudah memikirkan konsep ke depan untuk melengkapi restorannya dengan semacam home band atau musik yang juga bisa menghibur pengunjung.
Cerita tentang bebek goreng Harissa tidak akan berhenti sampai di sini, karena hari Sabtu 13 Desember 2014 kami tetap mengadakan acara Gerebek KPK Surabaya di restoran Bebek goreng Harissa. Tunggu cerita selanjutnya ya!
Baca juga artikel yang terkait tentang gerebek KPK Surabaya ya :
2. http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2014/12/15/one-stop-shopping-buat-pecinta-bebek-691936.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H