Tinta pena telah habis
airmata pun telah mengering
gundah pun telah melanglang
bangkitlah hai sekeping hati
Detik ini milik kita
tiada guna kita menyampahnya
maju walau selangkah
sungguh sangat berharga
bukan masa untuk mengumpat
tegakkan badan raihlah cita
busungkan dada
senyumlah awal bermakna
Hai hati, bersegeralah...
Hiduplah memilih menjadi satria
Walau iri cemooh menerpa
namun pilihan mulia takkan pernah kalah
Tuhan membela
Yakinlah...
Bergemuruh deburan ombak
melintang angin menatap senja
siapa tahu air beriak
bahwa asa masih ada
Tapal batas jadi saksi
entah kapan kau menanti
disaat larah melanda hati
engkau datang untuk kembali…
Tuhan berfirman sudah...
takkan mengubah nasib hambanya...
Maka bangkit dan bangkitlah
Ayo singsingkan lengan
Sang Raja Siang menanti ikhtiarmu...
Sekali lagi kukatakan padamu
Tiada guna menanti detik
Tanpa bulir keringat dan semangat berjaya
Ayo ini bukan pilihan sulit dan berteki
Ini mudah saja...
147. Yulianti + Choirul Huda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H