Di suatu negara di belahan Eropa terdapat seorang yang sangat jenius. Beliau adalah seorang profesor ahli fisika, bahkan maestro fisika karena tidak ada satu pun pertanyaan fisika yang tidak bisa dijawab olehnya. Beliau adalah Stephen William Hawking, lahir di Oxford dari keluarga dokter. Pada bulan Oktober 1959, pada usia 17 tahun, dia memulai pendidikan universitasnya di University College, Oxford, di mana dia menerima gelar BA kelas satu di bidang fisika. Pada bulan Oktober 1962, ia memulai pekerjaan pascasarjananya di Trinity Hall di Universitas Cambridge dan pada bulan Maret 1966, ia memperoleh gelar PhD dalam bidang matematika terapan.
Dari biografi singkat Hawking di atas bisa diketahui betapa pintarnya beliau dalam bidang fisika ataupun matematika. Namun, kepintaran Hawking tersebut tidak membuat dia semakin rendah hati sebaliknya kepintaran tersebut membuat Hawking semakin arogan. Salah satu statement beliau yang menggemparkan alam raya ini adalah perkataan tentang "Tidak ada tempat untuk Tuhan". Untuk melihat arogansi Hawking lebih dalam, mari kita bedah sedikit kutipan dalam salah satu tulisan beliau.
"Brief Answers to Big Questions" merupakan salah satu judul buku terakhir yang dikarang oleh beliau. Ketika kita lihat sekilas, tidak ada hal yang aneh dari judul buku Hawking tersebut, "Jawaban singkat untuk pertanyaan besar". Namun, Ketika kita baca lebih dalam lagi maka banyak sekali arogansi-arogansi Hawking yang menunjukkan beliau sudah merasa pintar. Dalam esai pertamanya, Hawking membuat sebuah pertanyaan yang sangat mengejutkan, "apakah Tuhan ada?". Saya tidak menyangka pertanyaan tersebut akan terlontarkan dari pikiran beliau, karena beliau merupakan ahli fisika yang tentunya sangat faham sekali tentang alam semesta ini. Bukankah alam semesta ini sudah cukup menjadi albayyinah bukti nyata tentang keberadaan Tuhan?
Lebih dalam lagi Hawking berkata, "Saya pikir alam semesta secara spontan diciptakan dari ketiadaan, menurut hukum sains". Dari argumentasi beliau yang menjadi pertanyaan saya hukum sains mana yang mengatakan bahwa alam semesta ini secara spontan diciptakan dari ketiadaan? Setelah membaca lebih dalam buku beliau, ternyata hukum sains yang dimaksud oleh Hawking adalah teori big bang (ledakan besar). Sebuah teori tentang penciptaan alam semesta yang salah satunya dikembangkan oleh Hawking ini.
Teori big bang menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan yang sangat besar yang terjadi sekitar miliaran tahun lalu. Pada saat terjadi ledakan, material yang dilontarkan sangat besar jumlahnya dan menyebar keseluruh alam semesta. Material tersebut terdiri atas partikel seperti neutron, proton dan elektron.
Untuk mengetahui kebenaran dari pernyataan Hawking tersebut marilah kita cek dengan menggunakan teori kebenaran. Terdapat banyak sekali teori kebenaran yang digunakan dalam menentukan suatu kebenaran namun, disini kita pilih salah satunya yakni teori koherensi atau konsistensi.
Teori koherensi menyatakan bahwa sebuah pernyataan dikatakan benar apabila konsisten antara pernyataan satu dan pernyataan lainnya.
Sekarang mari kita lihat pernyataan Hawking, pertama dia mengatakan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan, sedangkan pernyataan kedua Hawking yakni teori big bang yang dipakai Hawking dalam memperkuat pernyataan yang pertama tersebut mengatakan bahwa alam semesta tercipta karena terjadi ledakan besar yang melontarkan material yang terdiri atas partikel seperti neutron, proton dan elektron. Pernyataan pertama mengatakan bahwa alam semesta tercipta dari ketiadaan sedangkan pernyataan kedua pengatakan alam semesta tercipta dari ledakan material.
Sampai disini sudah jelas bahwa antara pernyataan Hawking yang pertama dan kedua terjadi kontradiksi sehingga bisa disimpulkan bahwa pernyataan Hawking tersebut salah. Mungkin yang bisa membuat penelitian tentang penciptaan alam semesta ini secara detail hanyalah Tuhan Yang Maha Esa.
Mungkin Hawking dan kebanyakan orang atheis lainnya ini akan percaya keberadaan Tuhan apabila dapat dibuktikan secara empiris ataupun logis akan keberadaan-Nya. Namun, Hawking mungkin lupa bahwa dalam ilmu fisika yang kata orang banyak beliau adalah ahlinya ahli, terdapat satuan yang bernama waktu. Silahkan bagaimana cara membuktikan bahwa waktu itu ada secara logis dan empiris. Tidak mungkin ada seseorang yang dapat membuktikan keberadaan waktu itu ada secara logis dan empiris. Mungkin satu bukti lagi misalnya dalam ilmu matematik, di dalam matematika terdapat sebuah konsep bilangan.
Dalam konsep bilangan terdapat bilangan terbesar yakni tak hingga . Sekarang bisakah ilmuan seluruh dunia membuktikan berapa nilai dari bilangan tak hingga tersebut? Tidak ada yang bisa membuktikannya. Namun, mereka mempercayainya. Sama halnya dengan Tuhan itu pasti ada namun keberadaannya tidak bisa dibuktikan secara logika, karena logika kita sangat terbatas untuk dapat melogikakan tuhan yang maha Esa. Jangankan tuhan, untuk menemukan berapa nilai tak hingga saja manusia tidak ada yang bisa. Untuk mengakhiri tulisan ini saya akhiri dengan mengutip kata-kata dari mbah Sujiwo Tejo "Untuk sampai kepada Tuhanmu silahkan injak-injak kepalamu".