Lihat ke Halaman Asli

Istri yang Paling Ingin Ku Ceraikan

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ku akui, kau telah mendampingiku belasan tahun lamanya. Dalam semua suka dan dukaku, kau selalu mendampingiku. Kita bercumbu dan terus bercumbu tanpa pernah merasa bosan sekalipun. Kau bantu aku menemukan inspirasiku. Kau bantu aku dalam merangkai kata. Kau bantu aku dalam merangkai pikiran juga kau bantu aku dalam melukis langitku. Kau selalu setia mendampingiku.

Ku akui, untuk menikahimu, maharmu sangatlah murah dibandingkan wanita manapun. Namun sayangnya, maharmu itu terus dan teruslah kubayarkan entah sampai kapan. Walaupun begitu, kau tetap membuatku ketagiha untuk terus bercumbu denganmu.

Ku akui, hampir di setiap tarikan dan hembusan nafasku selalu ada kamu di situ. Dan ini membuat lama-lama nafasku menjadi pendek dan sesak.

Kuakui, ternyata kau tak seindah yang kuduga. Ternyata merusak diriku. Ternyata kau menghancurkanku dengan pelan-pelan dalam cumbu kita. Lama-lama aku benci padamu, dan sebagaimana kau pelan-pelan merusakku, maka pelan-pelan pulalah ku akan meninggalkanmu. Walau berat terasa, walau kelu di bibir, walau lemas di badan, walau galau di pikiran. Tapi hatiku telah memutuskan, aku ingin menceraikanmu. Aku ingin membuangmu jauh-jauh dari kehidupanku.

Buat istriku Yang setia namun kubenci: Dji Sam Soe Magnum Filter




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline