Lihat ke Halaman Asli

Wong Solo Memang Hebat

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak ada hal yang kebetulan di dunia ini, begitu kata orang bijaksana.  Namun saya tidak tahu apakah hal yang saya alami ini kebetulan atau tidak.  Yang pasti,  saya baru menyadari bahwa selama ini di sekitar saya adalah orang-orang hebat yang bersentuhan secara nyata sejak saya masih kecil di Kota Solo.

Sejak kelas satu di Sekolah Dasar, teman sekelas yang hampir setiap pekan ada agenda adu jotos dengan saya waktu itu,  ternyata anaknya penyanyi keroncong legendaris, Waljinah.  Hampir seminggu sekali,  saya dengan Bintang,  itulah namanya,  hampir selalu punya persoalan yang harus diselesaikan dengan adu fisik.  Entah dimana dia sekarang.  Yang jelas,  kalau ketemu lagi,  pasti dia masih ingat bahwa bibirnya pernah berdarah karena saya.

Lalu,  rumah di dekat lapangan bola tempat kami biasa bermain bola sejak kami masih kecil, ternyata rumah Pak Gesang,  komponis keroncong sangat terkenal.  Namun tak lama kemudian beliau pindah ke rumah pemberian Gubernur Jawa Tengah waktu itu, pak Soeparjo Rustam,  di timur Bengawan Solo.

Memasuki usia sekitar belasan tahun,  rumah di depan rumah saya mau dijual.  Lalu sekitar sebulan kemudian sudah ada yang membeli.  Ternyata pembelinya adalah pencipta langgam jawa klasik termasyur, Anjar Any. Bagi penggemar lagu Anjar Any, pasti ingat lagu jawa berjudul "Yen ing Tawang Ono Lintang".

Kakak perempuan saya sering cerita bahwa dia dulu teman sebangku dengan Titik Sandhora, penyanyi terkenal tahun tujuh puluhan.  Sayangnya sebelum menyelesaikan pendidikan SMP-nya, mbak Titik sudah harus pindah ke Jakarta.  Kakak saya kemudian baru tahu kalau kepindahan Titik ke Jakarta untuk merintis karir menjadi penyanyi terkenal.

Sekitar tahun delapan puluhan,  berjarak sekitar seratus meter dari rumah kami di pinggir sungai,  ada satu rumah yang jarang kelihatan penghuninya. Hanya kadang-kadang saja mereka datang lalu terlihat membersihkan limgkungan sekitar rumah.  Belakangan kami baru tahu bahwa ternyata penghuni rumah itu adalah Basuki, pelawak Srimulat sekaligus bintang iklan dan pemain sinetron sampai saat meninggalnya.

Yang berikutnya mungkin bisa dibilang yang istimewa.  Sekitar delapan tahun lalu,  ada satu nama yang menjadi buah bibir di Kota Solo.   Orangnya tidak ganteng dan bukan berasal dari kalangan seniman atau artis.   Namun dengan kepiawaiannya melakukan pendekatan kepada masyarakat,  dia berhasil mengambil hati masyarakat Solo.  Setelah terpilih satu kali menjadi Walikota,  jabatan untuk periode keduanya dia peroleh nyaris mendekati sembilan puluh persen perolehan suara.  Orangnya kurus,  tinggi.  Tapi dia hampir tiap hari tahan keluar masuk kampung untuk mendekati masyarakat dan menyelesaikan persoalan persoalan mendasar di masyarakat.  Namanya Joko Widodo.  Dia warga kampung kami Cinderejo Lor, Kelurahan Gilingan.  Sekarang kabarnya dia sudah jadi Gubernur Jakarta.

Dalam waktu dekat mungkin ada tambahan kebetulan lagi dalam hidup saya kalau saya bertetangga dekat dan bahkan sekampung dengan Presiden Republik Indonesia.  Hhmmm...siapa tahu..?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline