Lihat ke Halaman Asli

Mbah Dharmodumadi Purwalodra

Mati sa'jroning urip iku kudu dilakoni, kanggo ngunduh kamulyan.

Merasa Bisa Segalanya, Sama Dengan Tak Bisa Apapun?!

Diperbarui: 26 Oktober 2023   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Dok. Pribadi.

Oleh. Mbah Dharmo Purwalodra

Kondisi politik saat ini, baik secara nasional maupun regional, telah banyak memberi kontribusi terhadap kondisi psikologis masyarakat di Indonesia. Pergantian koalisi dan perubahan poros kekuatan antar partai politik menjadi perhatian, bukan hanya dari pengamat politik saja, tetapi juga mempengaruhi rakyat jelata yang wawasan politiknya terlanjur mendunia?! Bukan hanya pimpinan partai, tetapi juga para caleg yang sedang mencari jalan untuk mendapatkan dana-dana untuk cetak spanduk dan brosur, atau biaya ngupi-ngupi di rumah tetangga.

Kondisi politik para caleg (calon legislatif) yang saat ini sedang gamang menentukan sikap, karena partai yang ada di pusatnya juga belum punya pendirian, mana presiden dan wakil presiden yang bakal diusung !!!. Mungkin juga tidak banyak yang tahu kalo istri-istri atau suami-suami para caleg, juga sedang risau dengan biaya sosialisasi dan kampanye yang siap-siap terjun bebas dari semua saku baju, celana atau semua isi lemarinya ?! Dalam kondisi seperti ini, banyak caleg mengalami gangguan Narcissistic Personality Disorder (NPD)

Narcissistic Personality Disorder (NPD) merupakan gangguan kepribadian yang ditandai oleh perasaan yang berlebihan terhadap diri sendiri, kebutuhan akan perhatian yang terus-menerus, pemikiran yang berlebihan mengenai keberhasilan pribadi, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Orang dengan gangguan NPD ini cenderung memiliki harga diri yang sangat tinggi dan merasa superior atau istimewa. Mereka memiliki keyakinan kuat, bahwa mereka lebih baik daripada orang lain dan berharap orang lain mengakui dan menghargai kehebatan mereka. Penderita NPD juga seringkali kurang mampu mengatasi kritik atau kegagalan, dan sering mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal yang sehat.

Narcissistic Personality Disorder (NPD) bukanlah gangguan kepribadian yang ditemukan oleh seseorang atau penemu tunggal. NPD adalah klasifikasi yang terdaftar dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). DSM menjelaskan kriteria dan deskripsi dari berbagai gangguan mental, termasuk NPD.

NPD pertama kali diakui sebagai gangguan jiwa oleh Freud pada awal abad ke-20, tetapi istilah "Narcissistic Personality Disorder" tidak muncul sampai DSM-III pada tahun 1980. Sejak itu, DSM mengalami beberapa revisi dan NPD tetap menjadi bagian dari daftar gangguan kepribadian. Pengakuan dan identifikasi NPD sebagai gangguan kepribadian oleh para ahli dan penyusun DSM melibatkan kolaborasi, konsensus, dan tinjauan yang melibatkan banyak peneliti, psikiater, psikolog, dan profesional kesehatan mental lainnya.

Faktor-faktor Yang Berperan

Narcissistic Personality Disorder (NPD) belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa faktor yang dapat berperan dalam perkembangan NPD ini, meliputi:

  • Faktor genetik. Mempunyai anggota keluarga dekat (misalnya, orang tua) dengan NPD atau gangguan kepribadian lainnya dapat meningkatkan risiko seseorang juga mengalami NPD.
  • Faktor lingkungan. Lingkungan tumbuh-kembang yang tidak sehat juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan NPD. Misalnya, tekanan berlebihan untuk berhasil, mendapatkan pujian yang berlebihan atau tidak adanya batasan dalam memberikan pujian, atau pengabaian emosional yang konstan dapat berdampak pada perkembangan NPD.
  • Trauma atau penipuan emosional. Pengalaman traumatis seperti: pelecehan fisik atau emosional, penipuan, atau pengkhianatan dapat mempengaruhi perkembangan individu dan berkontribusi pada perkembangan NPD.
  • Faktor kepribadian. Beberapa teori menyatakan bahwa faktor kepribadian seperti kecenderungan memiliki rasa inferioritas atau rendah diri yang dalam, dan kebutuhan yang kuat untuk pengakuan dan perhatian juga dapat berperan dalam perkembangan NPD.

Perlu dicatat bahwa tidak satu faktor tunggal yang dapat disebut sebagai penyebab pasti NPD. Lebih sering, perkembangan NPD adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor tersebut.

Solusi dan Penyembuhan 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline