Lihat ke Halaman Asli

Mba Adhe Retno

Ibu Rumah Tangga

Ketika Itu, Tak Ada Pilihan Lain

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1370319041125795773

[caption id="attachment_257956" align="aligncenter" width="191" caption="jappy.8k.com/"][/caption]

SUPLEMEN

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang  laki-laki dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga [suami-isteri] yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Keluarga adalah persekutuan antara suami dan isteri (dan anak atau anak-anak) yang terbentuk karena ikatan tertentu (misalnya Agama, Adat, Hukum Sipil), serta membangun hidup dan kehidupan bersama pada suatu tempat (tertentu).

Pada beberapa suku di Nusantara, Perkawinan bukan saja urusan dua orang yang mau menikah, akan tetapi menyangkut keluarga besar, marga, klan, bahkan suku atau pun sub-suku. Sehingga, jika ada masalah tertentu, maka bisa-bisa menjadi konflik antar suku - klan - marga.  Dan juga, secara khusus di Indonesia, banyak orang juga belum bisa menerima secara utuh perkawinan beda suku - beda agama atau bahkan beda status sosial dan lain sebagainya.

Itu idealnya; namun tak sedikit keluarga yang terbangun - terbentuk (sudah bertahun-tahun) berakhir dengan bukan happy ending. [caption id="attachment_257957" align="aligncenter" width="314" caption="desigltters.gif/"]

13703190881267588130

[/caption]

Seorang teman pernah berkata, “…. ngapain harus menikah!? sedangkan banyak orang, suami-isteri bercerai, …” ” … ngapain juga harus bercerai!? tuh banyak orang pengen kawin atau nikah, …” Ada juga pendapat atau kata-kata berikut, ” … jika pengen cerai, ‘napa kemarin-kemarin atau pada waktu itu ngebet kawin, …?” Dan masih banyak kata dan kalimat sejenis, ketika melihat dan mengomentari meningkatnya angka perceraian.

Nikah, kawin, pernikahanm, perkawinan, bisa juga muncul akibat dari Ketika (itu) tak ada pilihan lain, kecuali menikah, sehingga dua orang (laki-laki dan perempun) mengambil keputusan untuk itu. Ada banyak sikon, potensi, penyebab (faedah, untung, ruginya), sehingga menjadi mereka mengambil keputusan tersebut.

Jadi, ketika itu tak ada pilihan lain.

Bagimana dengan cerai dan perceraian!?

Dinamika dalam perkawinan dan keluarga, memunculkan hal-hal membangun, sejahtera, kebahagiaan, dan juga keributan, dan berbagai ancaman terhadap keutuhan keluarga. Ada banyak faktor yang  menyumbangkan terputusnya suatu perkawinan atau putusnya hubungan sebagai suami-isteri, [selanjutnya KLIK Penyebab Perceraian; mungkin ada tanda-tanda dan gejala pada diri kita]. Memang ada banyak penyebab, proses panjang, serta jalan berliku sehingga suami-isteri bercerai atau memutuskan hubungan sebagai suami dan isteri; dan pada akhirnya, tak ada pilihan lain kecuali cerai - bercerai. Perceraian terjadi, karena sudah tak ada pilihan lain.

Jadi, ketika itu tak ada pilihan lain.

Pada saat membangun keluarga, mengambil keputusan untuk nika-kawin, ada moment, masa, kairos, waktu, yang disebut ketika itu tak ada pilihan lain; samahalnya dengan ketika mau membubarkanhubungan tersebut.

… yang di atas, cuma contoh kecil dari ketika itu, tak ada pilihan lain ..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline