Lihat ke Halaman Asli

Mazzay Majdy Makarim

The end Justify the Means

Menantikan Peran Indonesia dalam Mewujudkan Perdamaian Rusia dan Ukraina

Diperbarui: 26 Februari 2022   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konflik yang sudah terjadi hampir selama 3 hari ini semenjak (24/02/2022) telah menyebabkan berbagai macam kerugian. Baik dari pihak Rusia maupun Ukraina.

Perintah Presiden Putin untuk melakukan invasi kepada Ukraina dengan dalih untuk menyelamatkan masyarakat sipil dari adanya genosida atau kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Ukraina.

Hal ini kemudian di respon oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui video yang disiarkan di media sosial maupun tv nasional.

"Saya berada di sini. Kita tidak meletakkan senjata. Kita akan mempertahankan negara kita, karena senjata kita adalah kebenaran, dan kebenaran kita adalah bahwa ini tanah kita, negara kita, anak-anak kita, dan kita akan mempertahankan semua ini," tegas Zelensky dalam pesan videonya.

Tentu saja konflik ini menjadi perhatian dunia, dikarenakan mampu menyebabkan gangguan yang dapat dirasakan secara langsung baik dari segi ekonomi, politik, dan keamanan global. Indonesia menjadi salah satu negara yang diharapkan mampu menjadi penggerak dalam upaya perdamaian kedua negara tersebut.

Apalagi di tahun ini Indonesia ditunjuk secara resmi menjadi Presidensi Group of Twenty (G20) tahun 2022. Forum kerjasama multilateral yang di inisiasi oleh 20 negara yang bisa dikatakan mampu untuk merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen produk Domestik Bruto (PDB) dunia, salah satu anggota dari forum ini adalah Rusia.

Dengan hadirnya forum ini tentu dorongan untuk membuat sebuah kesepakatan agar konflik di Rusia dan Ukraina berakhir sangatlah tinggi. Sehingga permasalahan ini sebenarnya adalah agenda yang wajib dibahas di dalam forum G20 nantinya.

Dikarenakan posisi Indonesia sangatlah strategis diharapkan mampu mengulang sejarah, pada saat Indonesia menginisiasi gerakan non-blok bersama negara-negara yang tidak berpihak.

Presiden Jokowi melalui linimasi twitter menyampaikan sikapnya terkait konflik ini.

"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia.," tegas Jokowi dalam pesan singkatnya

Maka dari itu Indonesia penting untuk pintar dalam menempatkan posisinya dalam konflik ini. Agar nantinya eskalasi konflik tidak semakin luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline