Lihat ke Halaman Asli

Rizqo Mazida Umala Ulya

Mahasiswi/UIN Sunan Kalijaga/ 22107030113 (Ilmu Komunikasi D)

Pahit-Manis Kuliah Sambil Kerja di Bulan Suci

Diperbarui: 8 April 2023   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumentasi Pribadi  

Hai Sobat Kompasiana!

Aku mau ngucapin selamat berpuasa ya bagi yang menjalankan, semoga tetap semangat pantang kendor sampai hari raya tiba

Seperti yang kita semua tahu, bulan ramadhan merupakan bulan penuh berkah, bukan hanya untuk umat muslim saja, namun untuk seluruh kalangan. Kita berpuasa sebulan penuh, namun itu bukanlah alasan untuk tidak produktif. Semua berjalan sebagaimana mestinya, mahasiswa tetap berkuliah, murid tetap bersekolah, tentunya karyawan tetap bekerja seperti biasa.  

Walaupun kita sering mendengarkan saat bulan ramadhan bila kita tidur akan terhitung ibadah, tetapi alangkah baiknya bulan ramadhan bukan alasan untuk bermalasan.

Menjadi mahasiswa adalah privilege nyata yang tidak semua orang bisa berkesempatan mengenyamnya, ada yang memilih fokus kuliah demi membangun karir dan meniti jalan lebih baik, ada pula yang memutuskan untuk tidak berkuliah guna menopang hidup keluarga, tapi ada lagi yang memilih melakukan kedua peran tersebut, yakni kuliah sambil bekerja. 

Sumber : Dokumentasi Pribadi, Foto Kak Anggit Standby untuk melayani customer

Hal inilah yang dilakukan oleh Kak Anggit, salah satu Shopkeeper di toko skincare dan kosmetik CF Beauty Gejayan yang beralamatkan di Jl Affandi No 9, Deresan, Gejayan, Yogyakarta. Beliau merupakan mahasiswi aktif semester 4 yang saat ini bekerja part time. 

"Keputusan untuk bekerja part time  adalah keputusanku sendiri, orang tua juga sudah tahu kalau aku di Jogja sambil bekerja, sebagai anak rantau dari Palembang, aku ingin berdikari walaupun mungkin tidak mudah". Saat saya  Tanya kendala apa yang paling terasa saat kuliah sambil kerja di bulan suci.

Beliau menjawab "mungkin menahan haus dan pegal saat bekerja ya, namun itu masih hal wajar namanya juga kerja semua pasti capek apapun jenis pekerjaannya, semua harus tetap dijalani karena ini udah keputusan dan konsekuensi dari awal" sayapun sempat bingung, bagaimana membagi waktu istirahat, mengingat toko skincare dan kosmetik ini masih tetap buka di waktu adzan maghrib, waktunya berbuka puasa, lalu beliau menjawab "kami karyawan disini diberi waktu istirahat masing-masing, namun bergantian, karena harus ada yang tetap standby melayani customer, jadi untuk pegawai full time yang masuk dari pagi, akan dijatah istirahat selama satu jam, untuk yang berangkat siang atau sore akan diberi jatah istirahat 40 menit.

Waktu tersebut cukup untuk berbuka puasa, sholat maghrib, makan, dan istirahat sejenak melepas penat" lalu untuk jam kerja sendiri, karena kak Anggit part time, maka beliau lebih sering kedapatan jam kerja di sore sampai malam hari saat closingan "Aku kerja part time, agar tetap bisa balance antara kuliah, kerja, dan nugas, jadi saat aku kerja aku ditempatkan di waktu yang tidak mengganggu jam kuliah, tapi ya resikonya kita harus pulang malam karena saat toko tutup, tidak hanya sekedar tutup saja, melainkan kita merapihkan rak dan skincaren-skincare ditempatnya semisal kurang rapi ya kita bereskan, lalu untuk ruangan kita bersihkan, di lap, mendisplay kembali persediaan yang kosong, dan memastikan toko bisa layak buka diesok hari".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline