Review Buku Animal Farm Karya George Orwell, Seberapa 'Babi' Pemerintahan Kita?
Apa yang terjadi bila sekumpulan hewan yang kamu rawat tiba-tiba menyerangmu dan mengusirmu dari rumah dan ladang yang kamu tempati? Apa jadinya jika kamu melakukan perlawanan untuk merebut rumahmu lagi namun hewan-hewan tersebut malah menyerangmu kembali? Apa yang terjadi bila hewan-hewan itu menciptakan negara mereka sendiri, menciptakan sistem pemerintahan mereka sendiri, membuat ideologi mereka sendiri dan melakukan tindakan politik dengan peternakan lain hanya untuk melawanmu?
Hal itulah yang menjadi salah satu titik utama permasalahan yang diangkat George Orwell dalam bukunya, Animal Farm. Sebuah buku klasik terkenal yang menceritakan pemberontakan hewan kepada pemiliknya karena tidak kuasa terus bekerja dan disiksa didalam peternakan tersebut.
Novel ini membawa sudut pandang yang unik dalam penceritaannya dan gagasan utamanya saya percayai berasal dari pertanyaan George Orwell kepada dirinya sendiri; bagaimana bila hewan dapat berpikir dan melakukan pemberontakan?
Dan lahirlah Animal Farm, sebuah mahakarya akbar George yang juga melambungkan namanya selain buku yang berjudul 1984. Namun pertanyaannya; sebenarnya apa inti dari buku ini? Tentu buku ini tidak hanya berkisaran tentang hewan-hewan yang melakukan pemberontakan bukan?
Dan tentu saja bukan! Jika kita sedikit mengetahui sejarah perang dunia yang kedua kita dapat memahami bahwasanya George sebenarnya sedang mengkritisi dan ketidaksetujuannya dengan negara Uni Soviet yang komunis. Dalam buku Animal Farm tersebut George menyentil cikal bakal lahirnya negara komunis dan bagaimana ideologi yang dianut adalah hasil dari ketertindasan masyarakat disana yang menghasilkan suatu revolusi yang dimulai dari pemberontakan dan kudeta, sehingga ketika revolusi berhasil dilancarkan maka satu pertanyaan akan muncul: akan dibawa kemana negara ini?
Ketika saya membaca buku ini ternyata ia tidak hanya menyentuh bagaimana negara Uni Soviet belaka yang waktu itu merupakan salah satu ancaman besar dunia karena memiliki kekuatan superior. Namun membaca buku ini membuat saya tersadar bahwasanya hal serupa juga terjadi di Indonesia, terlebih ketika kemerdekaan telah direnggut oleh masyarakat Indonesia kala itu.
Namun sebelum saya terjun kepada hal tersebut, saya lupa menceritakan sedikit kisah tentang buku ini sebab hal ini akan sangat mengacu kepada bagaimana tulisan ini kedepannya, kendati saya takut spoiler mengenai buku masterpiece ini karena buku ini bagus untuk dibaca dan dikaji, namun saya berharap tidak menspill terlalu banyak.
Walau saya telah menceritakan gambaran besar mengenai buku ini pada beberapa paragraf diatas namun saya lupa memperkenalkan tokoh utama dalam buku ini dan beberapa tokoh pendukungnya. Dari yang saya baca, tokoh utama dalam buku ini mengacu pada dua ekor babi, yaitu adalah Napoleon dan Snowball yang merupakan perwujudan dari kecerdasan dan ideologi.
Dalam buku Animal Farm dua tokoh inilah yang berperan penting dalam kemajuan dan perkembangan alur cerita sebab mereka adalah pencipta gagasan bagaimana peternakan tersebut berjalan. Mereka kedua sama-sama cerdas dan pandai berorasi, membentuk bagaimana politikus kita yang pandai menebar janji dan bagaimana setelah kemerdekaan dualisme nyatanya bisa terjadi. Snowball dan Napoleon melambangkan bagaimana pertarungan ideologi dalam suatu pemerintahan demokrasi yang awang-awang dan mau menang sendiri sehingga rakyat terpecah menjadi dua kubu.
Kemudian ada Pak Jones dan istrinya yang dikudeta, Mayor si babi penggagas revolusi namun meninggal sebelum revolusi terjadi, Benjamin si keledai cerdas yang pragmatis, Muriel si kambing putih, Boxer si kuda tangguh yang loyal, Mollie kuda betina manja, Squarel si babi pengikut Napoleon, kucing yang hilang-muncul, dan beberapa hewan ternak lainnya seperti ayam, biri-biri, dan anjing.