Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis Al Maulana

Mahasiswa UIN Mataram

Pikiran Kita Seumpama Celana Dalam

Diperbarui: 9 Desember 2020   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kamu adalah apa yang kamu pikirkan.

Kalimat itu sudah ada sejak dahulu dan menjadi best quote para motivator di dunia. Ia telah menyatu bersama angin-angin dan terbang diantara awan-awan Columbus, bisa jadi kalimat itu telah menjelajahi alam semesta dan menjadi best quote yang sama di dunia paralel.

Tapi kalimat ini memang benar adanya. Sebab kita akan membeli Pizza jika ingin memakan Pizza, kita akan pergi ke pantai jika kita memikirkan pantai. Bahkan dalam kasus remaja, kita akan mengajak balikan mantan jika dia selalu terngiang-ngiang di dalam pikiran.

Namun tentu saja pikiran kita terbatas. Kita tidak bisa mengungkapkan kata hanya dengan pikiran kita, bahkan untuk mengungkapkan rasa cinta, lidah atau tangan kita setidaknya bergerak untuk melakukannya.

Dari garis tersebut kita bisa mengambil satu tali bahwa pikiran dan perbuatan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan bila ingin mencapai apa yang telah di ekspektasikan.

Pikiran adalah ruh dan tindakan adalah raga. Kehilangan salah satunya telah menyebabkan terbunuhnya potensi umat manusia.  

Namun tentu saja, hal itu tidak selancar mengatakannya. Manusia adalah makhluk yang penuh ekspektasi dan cenderung berimajinasi daripada menuangkan hal-hal yang mereka ekspektasikan melalui aksi. Hal semacam ini (Seperti yang kita ketahui) telah menyebabkan banyaknya umat pengangguran di dunia. Dalam buku khilafah karangan Felix Siaw, ia membeberkan fakta bahwa kurang lebih 16 juta pengangguran lahir setiap tahunnya. Bagiku itu tentu berbahaya, sebab untuk apa aku kuliah jika pada akhirnya menjadi sarjana yang tidak berguna?

Pikiran kita, baik buruknya akan membawa kita kedalam lembah kenyataan. Pikiran yang penuh keburukan akan membawa kita kedalam keburukan, dan begitulah sebaliknya.

Lalu bagaimana cara untuk menghindarinya? Bagaimana cara terhindar dari keburukan-keburukan yang ada.

Sering kudengar pertanyaan itu, sering kutanyakan pada diriku sendiri kenapa dan bagaimana. Sampai aku menemukan sebuah fakta bahwa manusia adalah makhluk yang mudah terfokuskan.

Pikiran, hanya bisa dilawan dengan pikiran. Jadi caranya hanyalah dengan menemukan apa yang membuat anda terfokuskan. Bukankah ada banyak hal yang membuat kita terfokuskan? Lagu, masalah, kasus, pertanyaan, misteri, manusia memiliki banyak hal untuk difokuskan, dan setiap manusia bisa fokus terhadap hal yang berbeda-beda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline