Lihat ke Halaman Asli

MAZAYA RAHMANI

Mahasiswa Jurnalistik

Gaslighting jadi Word of the Year 2022: Istilah Psikologi yang Diremehkan?

Diperbarui: 5 Januari 2023   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tiap tahunnya rumah penerbitan Merriam-Webster menentukan satu kata untuk menjadi "Word of the Year"  yang merupakan kata paling diperhatikan pada satu tahun ke belakang. Proses pemilihan kata tersebut berdasarkan data dari kamus daring Merriam-Webster serta basis data tren yang dimiliki perusahaan penerbitan tersebut. 

Tim editor Merriam-Webster akan memperhatikan kata-kata yang memiliki peningkatan di mesin pencarian serta penggunaan dan dampak signifikan terhadap lanskap budaya serta politik. Beberapa Word of the Year dari tahun-tahun sebelumnya meliputi "surreal" (2016), "feminism" (2017), "justice" (2018), "they" (2019), dan "pandemic" (2020).

Kata yang menjadi Word of the Year dapat memberikan wawasan terhadap peristiwa-peristiwa penting, tren, serta masalah yang menonjol dalam satu tahun ke belakang. Sehingga kata atau frasa yang dipilih dapat mencerminkan keadaan, minat, bahkan kekhawatiran publik. Salah satu contohnya adalah kata "pandemic" yang menjadi Word of the Year pada tahun 2020. Kata tersebut mencerminkan dampak besar yang dimiliki COVID-19 terhadap dunia pada 2020.

Pada 2022 kemarin, kata yang terpilih menjadi Word of the Year adalah gaslighting yakni tindakan manipulasi psikologis yang membuat korban mempertanyakan kewarasannya. 

Kata ini pertama kali dipopulerkan dalam film "Gaslight" (1944) dimana seorang pria memanipulasi istrinya dengan melakukan taktik-taktik di sekitar rumahnya hingga istrinya merasa menjadi gila. Dalam percakapan sehari-hari, kata tersebut sering kali digunakan untuk mendeskripsikan situasi dimana mereka merasa ditipu hingga tidak dipercaya. 

Menjadi salah satu dari sedikit kata psikologi yang menjadi Word of the Year, kita patut mempertanyakan bagaimana kata tersebut dapat menjadi tren. Kata gaslighting sangat mungkin disalahgunakan dalam percakapan ringan sehari-hari terutama di media sosial. 

Contohnya ketika kata tersebut telah disalahgunakan dalam situasi yang ringan tanpa ada tindakan manipulatif yang membuat orang lain menjadi mempertanyakan kewarasannya. Hal ini mungkin terjadi di media sosial dimana banyak pengguna telah sadar akan sedikit bahasa-bahasa psikologis tanpa mengerti lebih dalam lagi. 

Contoh lain dimana kata gaslighting dapat disalahgunakan adalah disaat kata tersebut digunakan untuk menggambarkan perdebatan atau konflik sehari-hari yang menjadi bagian normal dalam interaksi sosial. Maka, penting untuk menggunakan istilah gaslighting dengan akurat karena istilah psikologi ini memiliki dampak pada orang-orang yang sebenarnya menjadi korban manipulasi.

Ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang psikologi dalam beberapa tahun terakhir. Seperti akses informasi yang lebih besar. Dengan munculnya internet dan ketersediaan sumber daya online, semakin mudah bagi orang untuk mengakses informasi tentang psikologi dan kesehatan mental. 

Peningkatan fokus pada kesehatan mental dalam beberapa tahun terakhir juga menjadi alasan lain rumpun ilmu psikologi lebih diperhatikan. Hal ini menyebabkan peningkatan penelitian dan sumber daya yang didedikasikan untuk memahami masalah psikologis dan mempromosikan kesehatan mental. 

Tak hanya itu, telah terjadi juga pergeseran sikap sosial terhadap kesehatan mental dalam beberapa tahun terakhir, dengan keinginan yang lebih besar untuk berbicara secara terbuka tentang masalah kesehatan mental dan mencari bantuan bila diperlukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline