Lihat ke Halaman Asli

Upacara Umat Hindu Saat Hari Raya Nyepi

Diperbarui: 3 Maret 2022   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah umat Hindu melakukan sembahyang saat Hari Raya Nyepi (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo) 

Nyepi adalah hari raya umat agama Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Hari yang jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX), dimana hari yang diyakini juga sebagai hari penyucian Dewa yang berada di pusat samudera dengan membawa intisari amerta air hidup. Karena ini, pada Tahun Baru Saka atau Nyepi umat agama Hindu memuja Dewa secara sakral di Pura.

 Nyepi berasal dari kata sepi, sunyi, dan senyap. Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan kalender saka, yang dimulai pada tahun 78 Masehi. Berbeda dengan tahun baru dari kalender Masehi, di kalender saka Bali alias Tahun Baru Nyepi diawali dengan kesunyian. Tidak adanya aktivitas, semua kegiatan sampai layanan publik seperti bandara internasional, restoran, hingga tempat wisata, akan ditutup pada hari raya Nyepi, tetapi rumah sakit tetap beroperasional seperti biasa.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah berdoa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pada tahun baru ini umat agama Hindu dapat menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Sebelum perayaan Hari Raya Nyepi ada beberapa rangkaian upacara/ritual yang dilakukan oleh umat Hindu khususnya di Bali. Berikut beberapa rangkaian kegiatan upacara saat Hari Raya Nyepi di Bali.

  • Upacara Melasti

Dalam upacara ini umat Hindu akan melakukan persembahanyangan ke sumber mata air suci seperti laut maupun danau. Upacara Melasti dilaksanakan dengan menmbuang kotoran alam dengan air kehidupan yang tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai air kehidupan (tirta amerta.

  • Tawur Agung

Setiap di perempatan desa atau pemukiman rumah umat agama Hindu akan menyertakan lambang bertujuan untuk menyeimbangkan. Keseimbangan yang dimaksud yaitu Buana Alit, Buana Agung, manusia Bhuta, keseimbangan Dewa, serta merubah kekuatan bhuta (buruk) menjadi kekuatan dewa (suci) yang diharapkan dapat memberikan energi kemakmuran dan kedamaian bagi penduduk umat agama Hindu.

Acara dilanjut dengan Ngrupuk atau Mebuu-buu untuk semua rumah tangga. Bertujuan untuk membersihkan lingkungan dari pengaruh Bhuta Kala (buruk) yang diartikan mengganggu kehidupan, kesehatan, dan kesuburan penduduk. Acara ini menghadirkan ogoh-ogoh sebagai simbol Bhuta Kala yang akan diarak keliling desa dan sekaligus memperkenalkan kreativitas seni dalam budaya Bali.

  • Nyepi

Puncak dari serangkaian ritual umat agama Hindu dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian didalam rumah atau Pura yang terdiri dari Amati Karya larangan melakukan pekerjaan, Amati Geni larangan menyalakan api dan lampu, Amati Lelanguan larangan untuk bersenang-senang, dan Amati Lelungan larangan untuk berpergian.

Ngembak Geni

Ngembak Geni adalah tradisi penutup dari rangkaian Hari Raya Nyepi. Ngembak Geni adalah saat dimana umat agama Hindu untuk lebih bersyukur, saling memaafkan, dan membuka lembaran baru dengan jiwa yang bersih. Saat Ngembak Geni, umat Hindu akan saling mengunjungi keluarga dan tetangga untuk saling memaafkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline