Lihat ke Halaman Asli

Kelompok 5

Mahasiswa UM

Upaya Pemanfaatan Limbah Sampah Organik dan Non Organik Mahasiswa KKN Pulang Kampung UM

Diperbarui: 21 Juli 2021   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatihan pengolahan sampah dan pembuatan pupuk via zoom


Mojokerto- Dewasa ini, tidak jarang aktivitas warga banyak menghasilkan limbah berupa bahan atau benda sisa. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu panjang akan menjadi pemasalahan yang serius, dikarenakan beberapa bahan atau benda sisa memiliki sifat yang tidak mudah terurai. Selain itu, jika tidak ditangani dengan baik dan benar maka akan menimbulkan beberapa penyakit seperti diare, demam berdarah, tifus, dan lain sebagainya. Bahan atau benda sisa tersebut biasa disebut sampah.

Sampah merupakan limbah yang tidak digunakan, tidak dipakai, dan tidak berguna yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Berdasarkan sifatnya, sampah dibagi menjadi 2, yaitu sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik adalah bahan sisa yang mudah terurai, misalnya sisa makanan, kulit buah, sayur, daun, dan lain sebagainya. Sedangkan sampah non organik adalah benda sisa yang tidak mudah terurai, misalnya plastik, kaca, logam, dan lain sebagainya.

Mahasiswa KKN pulang kampung UM melaksanakan kegiatan pelatihan dan pengolahan sampah non organik serta penyuluhan pupuk organik. Upaya ini dilakukan agar sampah yang dihasilkan warga dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Juli 2021 pukul 09.45-13.00 WIB secara virtual melalui Zoom Meeting, YouTube, dan grup WhatsApp.

Kegiatan pelatihan dan pengolahan sampah non organik serta penyuluhan pupuk organik dihadiri oleh perangkat Desa Kalikatir, ibu-ibu PKK, serta mahasiswa KKN UM. Tidak lupa juga pemateri dari Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (WEHASTA) yang turut hadir untuk memberikan materi pada kegiatan tersebut. Selama kegiatan berlangsung, ibu-ibu PKK menyimak dengan antusias.

"Saya pikir di Desa Kalikatir sudah ahli semua, jadi saya tinggal mengulang saja. Walaupun di masa pandemi ini saya akui bank sampah Desa Kalikatir masih eksis" tutur bapak Mulyanto dalam penyampaian materi.

"Saya berharap di era pandemi ini mahasiswa KKN dan ibu-ibu PKK tetap melakukan pengolahan sampah secara mandiri yang bisa dilakukan di rumah dengan sederhana. Bukan berarti karena pandemi covid-19 warga tidak melakukan aktivitas pengolahan sampah" tutur bapak Sisyantoko dalam penyampaian materi.

Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab yang dilakukan di grup WhatsApp. Ibu-ibu PKK yang aktif bertanya diberikan hadiah berupa peralatan dapur. Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan warga Desa Kalikatir mampu memanfaatkan sampah organik maupun non organik dengan baik dan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline