Sudahkan kita membuang sampah pada tempatnya? Sudahkah sampah itu dibuang dengan baik? Apakah tempat sampah terbuka? Apakah sampah didalamnya berlebihan hingga kepenuhana?
Inilah hal yang harus dipahami ketika membuang sampah, dan mengelola sampah agar tidak mencemari lingkungan, merusak estetika serta menjadi sumber penyakit yang dapat dibawa oleh binatang.
Tikus, Lalat, Kecoa dan vektor lainnya menyukai tempat-tempat yang berbau seperti tempat sampah. Tempat sampah tidak hanya menjadi tempat untuk meletakkan sisa barang yang sudah tidak digunakan (sampah), akan tetapi juga sumber penyakit jika tidak dikelola dengan baik.
Bagaimana tempat sampah bisa menjadi sarang penyakit?
Sampah yang menumpuk, terutama sampah rumah tangga yang memiliki bau menyengat dapat mengundang hewan-hewan yang dapat menularkan penyakt (vektor) seperti Lalat, Tikus, Kecoa dan lainnya. Ketika lalat menghinggapi tempat sampah dan menjilat-jilat permukaan yang dihinggapinya, lalu terbang lagi dari satu tempat ke tempat lainnya, dan tidak menutup kemungkinan lalat itu akan hinggap dimakanan disekitar tempat sampah yang tidak ditutup dan berantakan tersebut. Hinggapnya lalat dimakanan merupakan proses penularan penyakit yang mana bakteri yang dibawa dari tempat sampah lalu hinggap dimakanan, menyebabkan kontaminasi pada makanan tersebut, sehingga ketika makanan itu dimakan dapat menyebabkan penyakit terutama penyakit saluran pencernaan, seperti diare, disentri, hepatisis dan lainnya. Begitu juga dengan binatang vektor lainnya.
Sehingga, sebaiknya kelola tempat sampah dengan baik dan benar. Kriteria sarana pewadahan sampah dengan pola pewadahan individual adalah :
1. Kedap air dan udara;
2. Mudah dibersihkan;
3. Harga terjangkau;
4. Ringan dan mudah diangkat;
5. Bentuk dan warna estetis;