Lihat ke Halaman Asli

Etika Profesi Dalam Distribusi Pangan

Diperbarui: 29 November 2024   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

"ETIKA PROFESI DALAM DISTRIBUSI PANGAN"

Ilmu pangan merupakan mata kuliah multidisiplin. Ketika diajarkan di tingkat sarjana universitas, kurikulum umumnya mencakup topik-topik seperti kimia, biokimia pangan, mikrobiologi, rekayasa pangan, pengolahan pangan, fisiologi manusia, nutrisi, dan ilmu sensori. Filsafat moral biasanya bukan merupakan bagian dari kurikulum ilmu pangan universitas, meskipun beberapa universitas telah memperkenalkan etika pangan ke dalam mata kuliah terkait industri pangan. Badan-badan yang mewakili profesi ilmu pangan menerbitkan kode etik profesi (IFST, 2023 ; IFT, 2023 ), tetapi biasanya cakupannya terbatas. Kode-kode tersebut merujuk pada tugas-tugas etis ilmuwan pangan dan kebutuhan untuk menegakkan standar profesi. Namun, panduan tentang bagaimana ilmuwan pangan dapat mengatasi masalah-masalah yang bersifat moral seperti yang mungkin mereka hadapi dalam karier mereka berada di luar tujuan kode-kode tersebut.

Pengertian Etika Profesi 

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Menurut Bertens (2007), terdapat dua pengertian etika, yaitu etika sebagai praktis dan etika sebagai refleksi. Sebagai praktis, etika berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang baik yang dipraktikkan atau justru tidak dipraktikkan, walaupun seharusnya dipraktikkan. Etika sebagai praktis sama artinya dengan moral atau moralitas, yaitu apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan, dan sebagainya. Sementara etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral.

Adapun menurut Burhanuddin Salam, istilah etika berasal dari kata Latin, yakni ethic, sedangkan dalam bahasa Greek, ethikos yaitu a body of moral principle or value Ethic,arti sebenarnya ialah kebiasaan, habit. Jadi, dalam pengertian aslinya, apa yang disebutkan baik itu adalah yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat (pada saat itu). Lambat laun pengertian etika itu berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan manusia. Etika merupakan ilmu, bukan sebuah ajaran. Etika dalam Bahasa Arab disebut akhlak, merupakan jamak dari kata khuluq yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, watak, adab, dan agama (Alfan, 2011). Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang memimpin individu. Etika adalah suatu studi mengenai perbuatan yang sah dan benar dan moral yang dilakukan seseorang. Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia yang disebut etis adalah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.

Etika profesi dalam distribusi pangan

Etika dalam distribusi pangan dalam sebuah Perusahaan  merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses penyediaan dan penyaluran makanan. Strategi distribusi yang digunakan haruslah berlandaskan pada etika dan moralitas. Etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidah boleh bertindak, dimana aturan-aturan tersebut dapat bersumber dari aturan lisan maupun tulisan. Etika pada sutau bisnis memang tidak dapat disepelekan begitu saja, karena bisnis adalah suatu kegiatan yang berhubungan langsung dengan konsumen. Keberadaan konsumen yang tak terbatas dan berbeda-beda juga menjadi penyebab perusahaan harus melakukan pendistribusian yang efektif. Upaya dalam  meningkatkan distribusi yang efektif tersebut terkadang kurang baik memberikan informasi yang tidak benar mengenai produk yang ditawarkan. usaha perusahan dalam mendistribusikan produknya terkadang sering diperburuk oleh hal-hal yang kurang baik misalnya anggapan bahwa "sedikit berbohong dalam berbisnis adalah wajar". Hal seperti ini yang dapat membuat sebagian orang menghilangkan etika islam dalam berusaha. Pandangan dan sikap bisnis yang seperti itu yang dapat merusak nilai-nilai bisnis yang sesungguhnya hampir menjadi budaya dalam lingkungan masyarakat.

Prinsip etika dalam distribusi pangan

1.Keadilan dan Aksesibilitas:

Distribusi pangan harus dilakukan secara adil, memastikan bahwa semua individu, terutama kelompok rentan, memiliki akses yang sama terhadap pangan yang cukup dan berkualitas. Hal ini mencakup penghindaran dari diskriminasi dalam penyaluran pangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline