Lihat ke Halaman Asli

Suasana Haru dan Isak Tangis Keluarga Menyertai Relawan Bakar Diri Menuju Istana

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

"Saya sangat Sedih namun saya bangga"


Sepekan lebih, warga Pulau Padang yang dinaungi Serikat Tani Riau (STR) bermalam di tenda darurat, tepatnya di depan gedung DPRD Riau, kini sudah berangkat ke Jakarta dengan tujuan membakar diri di hadapan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara.

Petang Selasa, (3/7)  di depan gedung DPRD Riau, suasana haru dan isak tangis tak terbendung dari sejumlah warga yang ikut melepas 6 orang relawan 'bakar diri' bertolak ke Jakarta.

"Pedih yang dalam seolah-olah menikam ke dalam jantung"

kalimat itulah yang sempat diucapkan Syariah, istri dari Jumani (salah seorang yang dipersiapkan untuk bakar diri), dengan deraian air mata. Dia mengatakan, sangat sedih bila aksi bakar diri yang bakal dilakukan suaminya benar-benar terjadi di Istana pekan depan.

Namun, dia akan merasa sangat sedih bila eksplitasi RAPP terus berlanjut di kampung halamannya Pulau Padang, Kabupaten Teluk Meranti sana. Tetapi, keberanian sang suami tercinta untuk berjuang meski hangus dibakar api, adalah sesuatu yang membuatnya bangga.

"Saya sangat sedih namun saya bangga. Dalam hati ini juga ada harapan untuk abang supaya lekas

kembali pulang. Saya yakin abang kembali pulang dengan adanya sikap SBY mencabut SK 327," ucapnya dengan nada tersendat.

ketua umum STR, M. Riduan juga tidak bisa menahan air mata. Ketika konferensi pers sebelum menuju Bandara SSQ II Pekanbaru, dia menyampaikan pesan terakhir bila nyawa berakhir di sulut api.

"Andai saya mati di istana minggu depan, doakan anak dan istri saya hidup selamat di Pulau Padang," ucapnya sambil tersedu-sedu.

Sementara itu, Nisa, Istri tercinta M. Riduan, juga tidak bisa menahan pilu. Air matanya terus mengalir. Saat saya hampiri, dia hanya mengatakan kalau dia sangat bangga dengan suaminya. Selang beberapa menit, dia langsung mendekap suaminya sambil terisak-isak. Ya, dekapan yang seolah-olah tak pernah lepas lagi, dekapan dengan kobaran semangat juang yang maha tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline